Kapolda: Jangan Gunakan Alasan Agama
Monday, Oct. 3, 2005 Posted: 1:39:11PM PST
Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Endriartono Sutarto di Jakarta, Minggu (2/10), mengemukakan, terorisme seperti yang terjadi di Bali adalah sesuatu tindakan biadab yang seharusnya tidak ditoleransi oleh siapa pun, apa pun tujuannya, terlebih kalau itu memakai alasan agama.
Tujuan aksi terorisme di Bali kami belum tahu pasti. "Sementara info yang ada ya lebih kepada bagaimana mereka dengan mengatasnamakan agama menunjukkan ketidaksetujuannya pada suatu kebijakan yang lebih ditujukan kepada negara lain," ujar Endriartono.
Saat ini ia belum melihat kaitan antara aksi di Bali ini dan gelombang penolakan terhadap kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Mudah-mudahan tidak ada sebab kalau memperjuangkan rakyat kecil dan yang jadi korban rakyat kecil juga kan tidak betul, ujarnya.
Berbagai pihak melayangkan kecaman dan kutukan atas tindakan peledakan bom, antara lain Solidaritas Muda Hindu Antikekerasan, Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia, DPP Partai Demokrat, Masyarakat Profesional Madani, Federasi Serikat Pekerja Mandiri, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, dan lain- lainnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hasyim Muzadi, yang ditemui di Malang, kemarin mengatakan, ledakan bom Bali yang kedua kalinya ini dilatarbelakangi motif politik.
Menurut dia, hal ini terlihat dari waktu kejadian yang berdekatan dengan pengumuman kenaikan harga BBM. Kejadian ini, katanya, sengaja dilakukan untuk semakin mengacaukan dan membuat panik situasi dan kondisi di Indonesia. Namun, katanya, peledakan tersebut sama sekali bukan merupakan pengalihan isu kenaikan harga BBM.
Menurut Hasyim, lokasi peledakan kali ini tidak diarahkan langsung untuk menewaskan wisatawan asing. Kita tahu, korban tewas banyak orang Indonesia ujarnya.
Atas nama PBNU, Hasyim mengutuk dan menyesalkan tindakan para pelaku tersebut sebagai perbuatan yang tidak berperikemanusiaan. Ia mengimbau warga NU, terutama yang berada di Bali, untuk membantu meringankan penderitaan korban serta keluarganya.
Mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid dalam acara malam keprihatinan di Bundaran HI, Jakarta, semalam selain mengecam dan mengutuk tragedi Bali II ini juga mengatakan, Bali adalah bagian dari Indonesia.
Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Firman Gani di Jakarta kemarin juga mengatakan, teroris hanya mengincar dua tempat utama di Indonesia, yaitu Bali dan Jakarta, karena dampak psikologis bagi dunia internasional lebih mudah tercapai dari dua tempat tersebut.
Nofem Dini
|