Pemerintah Umumkan Kenaikan BBM Malam Ini
Aburizal Bakrie: Harga BBM yang sesuai dengan kemampuan subsidi BBM adalah harga pasar dikurangi Rp 800 dari harga pasar yang berkisar Rp 5.500 hingga Rp 6.500 per liter
Friday, Sep. 30, 2005 Posted: 10:32:42AM PST
|
Seorang perempuan dari sebuah desa nelayan mengajungkan tinjunya pada sebuah aksi protes melawan kenaikan BBM di dekat istana kepresidenan di Jakarta, Kamis, 29 September 2005. (AP Photo/Dita Alangkara) |
|
Para ibu membawa jerigen untuk mengantri minyak tanah di Jakarta, 27 Sept. (REUTERS/Dadang Tri) |
Pemerintah akan mengumumkan kenaikan harga BBM malam ini pukul 22.00 WIB yang akan diberlakukan hari Sabtu (1/10) mulai pukul 00.00 WIB.
Meski banyak diprotes dan adanya aksi demonstrasi, pemerintah tidak akan menunda rencana kenaikan BBM pada 1 Oktober tersebut.
"Kebijakan dilakukan dengan seksama, dengan pertimbangan matang, panjang dan segala macam, termasuk juga waktu, besaran dan komposisinya, sasarannya dan kompensasinya. Tentu saja tidak wajar jika kebijakan itu berubah hanya karena segelintir orang yang tidak bisa mengerti kepentingan rakyat Indonesia," kata juru bicara kepresidenan Andi Alfian Mallarangeng, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (29/9).
Setiap penundaan memiliki konsekuensi pertambahan subsidi Rp140 triliun per tahun. "Kalau ditunda satu bulan artinya sekitar Rp11,67 triliun. Padahal, untuk membuat 100 sekolah dan dana operasionalnya butuh Rp6 triliun lebih. Sementara untuk membuat program kesehatan gratis di rumah sakit kelas III cuma butuh Rp3 triliun lebih. Apa kita mau buang percuma 10-20 triliun sebulan padahal kita bisa gunakan uang itu untuk berbagai kegiatan produktif," katanya.
Menurut dia, sekitar 20 persen rakyat termiskin di Indonesia hanya menikmati enam sampai tujuh persen dari subsidi BBM. Sementara kalau subsidi langsung, lanjut dia, yang terbawah bisa menikmatinya dengan porsi yang lebih besar.
Sedangkan di tempat lain, Menteri Koordinator Perekonomian Aburizal Bakrie tidak menyebutkan besarnya kenaikan harga BBM. Namun, dia mengemukakan, kemampuan dana subsidi BBM hanya Rp 800 per liter untuk tiga bulan mendatang.
Menurut dia, sesuai dengan perubahan APBN yang menetapkan subsidi BBM menjadi Rp 98 triliun, maka sisa subsidi untuk tiga bulan hanya Rp 11 triliun karena sudah terpakai Rp 78 triliun. Jika sisa subsidi dibagi 15 juta kiloliter sesuai dengan volume BBM untuk tiga bulan, maka kemampuan subsidi BBM hanya Rp 800 per liter.
Oleh karena itu, harga BBM yang sesuai dengan kemampuan subsidi BBM adalah harga pasar dikurangi Rp 800 dari harga pasar yang berkisar Rp 5.500 hingga Rp 6.500 per liter.
Sementara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam pertemuan dengan Forum Rektor Indonesia, Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia, dan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia di Istana Negara, Rabu lalu mengatakan, pemerintah memahami banyaknya protes dan aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga bahan bakar minyak pada 1 Oktober. Namun begitu, dia menantang para pendemo agar hanya memprotes, namun juga memberikan solusi dan alternatif lainnya atas kebijakan ini. Ia juga sempat menyindir pengamat, ekonom, dan para tokoh politik nasional yang tidak setuju dengan rencana kenaikan harga BBM. Ia berharap mereka menjelaskan kepada rakyat alasannya.
Dari kalangan Kristiani, Ketua Majelis Daerah Gereja Kristen Maranatha Indonesia (GKMI) Sulut, Pdt Drs Runtuwarouw MA menyatakan, situasi saat ini tidak perlu menjadi kekhawatiran, karena kekhawatiran tidak akan mengubahkan sesuatu.
Menurut Runtuwarouw, dalam menghadapi masa sulit ini justru merupakan saat yang tepat untuk melakukan pertobatan, baik secara pribadi maupun secara nasional. Pertobatan yang dilakukan dengan kesungguhan secara langsung akan membawa dampak positif. Antara lain, jika pertobatan itu dilakukan pemerintah, maka secara positif, akan mempengaruhi kinerja. "Jadikan momen ini untuk bertobat, bertobat dari budaya korupsi dan memulai dengan hal-hal yang baik," imbuhnya.
Next Page: 1 | 2 |
Sandra Pasaribu
|