Tokoh Antaragama Jawa Timur Minta Jaminan Kebebasan & Keamanan Umat Beragama
Monday, Sep. 26, 2005 Posted: 2:45:07PM PST

Forum Persaudaraan Sejati Agamawan Jawa Timur (FPSAJT) meminta pemerintah untuk melindungi umat beragama dan meminta para tokoh agama untuk menangani kaum ekstremis di dalam komunitas mereka masing-masing.
Para tokoh dari semua enam agama yang diakui di tanah air berkumpul 17 September di Malang untuk menghadiri pertemuan FPSAJT. Mereka mendesak pemerintah agar bertindak tepat untuk menjamin keamanan umat beragama.
Seruan tersebut disampaikan oleh ketua PB Nahdlatul Ulama (NU) dan wakil ketua pimpinan wilayah Muhammadiyah Jawa Timur bersama para pejabat dari Gereja Kristen Jawa Wetan (GKJW), Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) dari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), serta para pemimpin Buddha, Hindu, dan Konghucu.
Pertemuan yang diorganisir oleh GKJW untuk membahas penutupan paksa tempat-tempat ibadah baru-baru ini di tanah air itu dihadiri oleh sekitar 300 peserta.
Pendeta Drijandi L.S. dari GKJW menjelaskan bahwa ia dan para pemimpin agama lain menganggap perlu untuk mengeluarkan sebuah seruan karena kerusuhan dan penutupan paksa tempat-tempat ibadah di Jawa Barat dan wilayah-wilayah lain telah mengoyak perdamaian, toleransi, dan semangat kebersamaan.
"Kami, anggota Forum Persaudaraan Sejati Agamawan Jawa Timur, sangat prihatin terhadap penutupan rumah-rumah ibadah dengan cara kekerasan," kata Pendeta Drijandi saat membacakan sebuah pernyataan bersama yang ditandatangani oleh para tokoh agama di akhir pertemuan. FPSAJT mendesak "tindakan cepat untuk menjamin bahwa rakyat akan beribadah dengan rasa aman dan tenang."
Para tokoh yang menandatangani pernyataan itu juga mengimbau sesama tokoh agama agar menangani secara tepat gerakan-gerakan garis keras di dalam komunitas mereka masing-masing, "sehingga seluruh pemeluk agama dan kepercayaan di negeri ini dapat tetap mengembangkan dialog antaragama, sebab hanya dengan dialog situasi damai bisa diciptakan."
Saat mendesak pemerintah untuk bertindak tepat, mereka mengatakan bahwa pemerintah harus "bersikap adil dan tetap menjadi pengayom bagi seluruh rakyat."
Ketua PBNU Hasyim Muzadi mengatakan kepada peserta, pada suatu pertemuan para tokoh agama dan Kapolri baru-baru ini di Jakarta, ia meminta Jenderal (Polisi) Sutanto untuk menjamin bahwa polisi bertindak profesional.
"Polisi harus tidak ragu mengambil tindakan," kata Muzadi, menyinggung soal laporan bahwa ada aparat kepolisian dianggap sebagai militan. Karena mereka ikut menyerang dan menutup gereja-gereja, bukan berusaha menghentikan para penyerang. "NU siap memfasilitasi dialog antara masyarakat dan Gereja untuk menghindari penutupan gereja-gereja," janjinya.
Pastor Antonius Benny Susetyo dari Komisi HAK KWI menyampaikan pendapat senada. Ia mengatakan, aparat keamanan "harus bertindak adil dan jangan hanya menonton" aksi kekerasan seperti penutupan tempat-tempat ibadah secara paksa.
Pastor Susetyo, salah seorang pendiri Forum Komunikasi Antar-Umat Beragama (FKAUB) Malang dan bekas pastor mahasiswa Katolik di Malang, mengatakan, forum-forum antaragama yang mempromosikan persaudaraan sejati di kalangan para penganut berbagai agama hendaknya dibentuk di tingkat basis.
Next Page: 1 | 2 |
Nofem Dini
|