Pertemuan Umat Beriman Di Kebumen Dan Sosialisasi JPS
Saturday, Aug. 14, 2004 Posted: 9:45:55PM PST
Kebumen-- Sekitar 38 orang laki-laki dan juga perempuan berasal dari berbagai kelompok agama dan kepercayaan yang ada di Kebumen ber-"gendu-dendu rasa bersama" (diskusi yang sangat intim) berbagai banyak hal terutama mengenai hubungan antar umat beragama di lokal, juga tentang bagaimana masa depan Kabupaten Kebumen bagi umat beriman yang ada di kota itu.
Acara tersebut terselenggara atas undangan Romo Blasius Slamet Lasmunadi, Pr., dalam rangka peringatan HUT (Hari Ulang Tahun) Gereja Katolik Gembala Yang Baik, yang sekarang sudah berganti nama menjadi Gereja Katolik ST. Yohanes Maria Vianney, Jl. Mayjen Soetoyo, Kebumen. Acara di gelar di ruang kelas SD (Sekolah Dasar) Pius yang berlokasi di belakang gereja tersebut.
Acara diawali dengan sambutan Selamat Datang oleh Romo Slamet sebagai pihak pengundang. Dalam sambutannya, Romo Slamet menyampaikan rasa terimakasih kepada semua to koh dari berbagai agama yang ada di Kebumen atas kesediaannya untuk hadir dalam acara tersebut. Romo Slamet juga menyampaikan tujuan dari acara tersebut.
Menurutnya, disamping sebagai acara syukuran bagi Gereja dan umat katolik, acara tersebut juga sebagai acara "kulonuwun" Romo Slamet yang baru bertugas di Kebumen, menggantikan Romo Nyoman sebelumnya. "Saya belum sempat sowan kesana kemari, karena belum lama bekerja di Kebumen, saya kecelakaan. Saya mohon maaf," katanya.
Romo Slamet juga mengungkapkan tujuan lain dari acara tersebut, yakni untuk semakin mempererat tali persaudaraan diantara umat beriman di kabupaten Kebumen. "Saya mendengar sudah agak lama tidak ada pertemuan semacam ini, jadi kami berinisiatif dahulu. Semoga bapak-bapak dan ibu-ibu juga berfikiran sama, " katanya.
Acara selanjutnya adalah do'a pembukaan. Do'a pembukaan oleh panitia dimintakan kepada INDIPT. Sodikin, aktivis INDIPT, memim pin do'a pembukaan, dan setelah itu acara dilanjutkan dengan potong tumpeng dan makan bersama.
Banyak hal muncul dalam acara ramah tamah (sarasehan, red) yang dilaksanakan setelah istirahat makan bersama. Pendeta Tanaya dari GKI (Gereja Kristen Indonesia), misalnya, menyampaikan rasa senangnya ada pertemuan lagi semacam itu. "Sudah agak lama tidak ada pertemuan semacam ini. Saya berharap pertemuan ini terus dilakukan. Waktunya jangan lama-lama," katanya.
Nyoman, perwakilan dari Hindu, juga menyampaikan hal yang sama, agar pertemuan ini terus dilaksanakan. "Tapi kami mohon maaf, karena kami belum bisa mengundang bapak-bapak dan Ibu-ibu. Nanti kalau kami ada acara, kami akan mengundang", katanya.
Nyoman juga menyampaikan uneg-unegnya tentang perwakilan semua agama di Depag (Departemen Agama). Menurutnya, di Depag Kebumen sampai saat ini belum ada perwakilan untuk kelompok agama minoritas. "Kami mengharap, nanti kita be rsama-sama mengusulkan kepada Depag untuk memberikan ruang perwakilan kepada agama minoritas," katanya penuh berharap.
Drs. Masykur Razak, perwakilan dari NU, yang datang agak terlambat juga menyampaikan pikiran-pikirannya. Bahwa NU, katanya, selama ini adalah kelompok Muslim yang konsisten untuk memperjuangkan saling penghormatan antar umat beragama. "Sejak dulu, sejak nabi Muhammad, upaya-upaya untuk mempererat tali persaudaraan diantara umat beragama sudah dilakukan. Jadi hal semacam ini (persaudaraan umat beragama) ada pijakan sejarahnya", ujarnya. Pak masykur,begitu dia biasa dipanggil, juga menceritakan tentang kepehlawanan Salahuddin Al Ayyubi, yang sangat menjunjung tinggi persaudaraan umat beragama.
Next Page: 1 | 2 |
|