Penghargaan bagi 1000 perempuan untuk Nobel Perdamaian 2005
Sunday, Jul. 24, 2005 Posted: 10:36:54PM PST
Terinspirasi dari pertemuan dengan perempuan-perempuan yang bekerja tanpa pamrih untuk perdamaian dan keadaan yang lebih baik bagi masyarakat yang kemudian akhirnya melahirkan gagasan proyek 1.000 Perempuan untuk Nobel Perdamaian 2005.
Proyek '1000 Perempuan untuk Nobel Perdamaian 2005' itu mulai dirintis hampir tiga tahun yang lalu dengan inisiatif dari Ruth-Gaby Vermot-Mangold, yang merupakan presiden Asosiasi 1.000 Perempuan untuk Nobel Perdamaian 2005.
Kandidat perempuan yang masuk daftar calon penerima Nobel Perdamaian ini dipilih dari 153 negara dengan 20 koordinator dan diseleksi hanya 1.000 nama bakal calon penerima Nobel yang kemudian nama-nama itu akan diserahkan kepada Komite Penghargaan Nobel di Oslo, Swedia pada 27 Januari 2005. Demikian dipaparkan oleh harian Kompas.
Sementara itu, Indonesia telah mengajukan 23 orang sebagai kandidat dalam proyek 1.000 Perempuan untuk Nobel Perdamaian 2005. Mereka tersebar dari Aceh hingga Papua.
Salah satu kandidat yang di kirim Indonesia adalah Yusan Yeblo asal Papua. Berangkat dari kesadaran yang timbul dalam dirinya untuk mendobrak cara pandang patriarkhi terhadap perempuan dan sudut pandang perempuan sebagai korban. Yusan dengan bantuan dari gereja-gereja di Papua mengirim anak-anak perempuan dari pedalaman ke gereja untuk dididik biarawati. Dan saat pendidikan usai dan mereka kembali ke kampung halamannya, mereka sudah berani menolak tradisi yang memarjinalkan perempuan.
Selain itu Yusan juga bekerjasama dengan lembaga non pemerintah dan Dharma Wanita, pengurus Program Kesejahteraan Keluarga, dan pos pelayanan terpadu untuk membantu malayani kebutuhan praktis dan strategis perempuan.
Diharapkan dengan adanya proyek 1.000 Perempuan untuk Nobel Perdamaian ini akan mengubah persepsi perempuan sebagai korban menjadi perempuan yang juga berjuang untuk perdamaian, bukan runner up, tetapi dalam banyak hal unggul, kata Ciciek salah seorang kandidat dari 23 nama yang di usulkan oleh Indonesia.
Nofem Dini
|