Kelompok Umat Basis Tawarkan Lahan Untuk Eks Pengungsi Timor Timur
Tuesday, Aug. 3, 2004 Posted: 2:04:40PM PST
ATAMBUA, NTT -- Eks pengungsi Timor Timur berterima kasih kepada umat Katolik di Keuskupan Atambua karena memberi mereka lahan untuk bertani dan membangun rumah.
Francisco Soares Perrera, tokoh eks pengungsi yang, setelah Timor Timur merdeka 1999, memutuskan untuk menjadi warga negara Indonesia dan bukan Timor Timur, menjelaskan latar belakang itu kepada UCA News, 17 Juli.
Perrera mengatakan, 540 keluarga yang tinggal di Dusun Turiskain, bagian dari Paroki St. Petrus di Lahurus, 40 kilometer timur Atambua, mengalami kesulitan mendapatkan lahan untuk bertani dan membangun rumah. "Namun berkat keterlibatan beberapa eks pengungsi dalam Kelompok Umat Basis, umat Katolik kini memahami apa yang kami hadapi dan kesulitan kami bisa dipecahkan secara bersama-sama," lanjutnya.
Ia dan para tokoh eks pengungsi lainnya telah meminta pemerintah Kabupaten Belu untuk membujuk warga setempat agar meminjamkan sebagian dari lahan mereka untuk sementara waktu, tapi pemerintah tidak melakukannya karena tahu bahwa warga setempat tidak mau memberikan lahannya, kata Perrera.
Masalah itu menuntun para tokoh eks pengungsi untuk mencari bantuan kepada para eks pengungsi yang bergabung dalam Kelompok Umat Basis. Mereka sepakat untuk mengangkat masalah itu pada pertemuan-pertemuan doa Kelompok Umat Basis.
Perrera mengatakan, presentasinya tentang masalah lahan mendorong umat Katolik setempat untuk memberikan bantuan. "Sebagai sesama umat beriman, warga lokal merelakan lahan mereka untuk dijadikan lokasi pembangunan perumahan dan lahan pertanian bagi saudara-saudari eks pengungsi Timor Timur," lanjutnya.
Secara keseluruhan, 20 hektare lahan di Dusun Derok Aitos telah diserahkan kepada para eks pengungsi, jelasnya, "dengan kesepakatan bahwa warga baru ini secara bertahap memberikan uang terima kasih atau lazim disebut sirih pinang sebesar Rp 500.000 kepada pemilik lahan."
Seorang tokoh eks pengungsi lainnya, Armindo dos Reis, mengatakan, ia tahu masyarakat setempat sulit berbagi lahannya kepada para eks pengungsi melalui program pemerintah daerah. Namun berkat Kelompok Umat Basis, katanya kepada UCA News, 540 keluarga eks pengungsi bisa menempati lahan di Derok Aitos pada bulan Juni. "Mereka telah mulai menggarap lahan pertanian itu dan beternak kambing, sapi, ayam, dan babi di sana," lanjutnya.
Perrera menjelaskan bahwa beberapa tokoh eks pengungsi telah mendatangi sejumlah pejabat pemerintah untuk meminta bantuan bahan-bahan bangunan rumah. Gregorius Mau Bili Fernandez, seorang Katolik yang adalah Wakil Bupati Belu, mengakui kunjungan mereka.
Fernandez memuji warga desa beragama Katolik setempat karena bersedia mengorbankan lahan mereka untuk warga negara baru itu. "Kelompok Umat Basis setempat terbukti efektif mengatasi masalah para anggotanya," katanya kepada UCA News. Ia berjanji, pemerintah akan berusaha mengalokasikan dana untuk membeli bahan-bahan bangunan rumah untuk para eks pengungsi.
Pastor Edmundus Nahak dari Paroki Lahurus mengatakan, para eks pengungsi yang bergabung dengan Kelompok Umat Basis selalu men-sharing-kan berbagai kesulitan mereka pada pertemuan-pertemuan doa. "Setelah mendengar kisah mereka, umat lokal merasa ikut bertanggung jawab untuk mensejahterakan kehidupan sesamanya yang datang dari Timor Timur," katanya. "Kami menerima mereka sebagai warga baru dan bagian integral dari umat paroki kami."
Next Page: 1 | 2 |
|