Orientasi Peningkatan Kerukunan Melalui Penyiaran Agama Diadakan di Medan
Depag Sumut: Telah Berupaya Meningkatkan Kerukunan Umat Beragama
Friday, Apr. 15, 2005 Posted: 1:32:55PM PST
Orientasi Peningkatan Kerukunan Melalui Penyiaran Agama yang diikuti 35 peserta dari unsur agama Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu, Senin, 11 April diadakan Medan. Hal itu dilaporkan Harian SIB.
Dalam acara yang berlangsung selama dua hari tersebut, Kakanwil Depagsu Drs HZ Arifin Nurdin SH mengatakan orientasi ini dapat menciptakan gairah dan semangat baru bagi upaya meningkatkan kesadaran dan kepekaan dalam persatuan dan persaudaraan umat beragama.
“ Kita harapkan forum ini sesuai tema, dengan orientasi peningkatan kerukunan melalui penyiar agama kita perekat persaudaraan sesama umat beragama, akan menimbulkan semangat baru bagi upaya meningkatkan kerukunan umat beragama,” jelas Arifin Nurdin.
Arifin mengungkapkan komposisi umat beragama tahun 2000 di Sumut, umat Islam 7.530.830 jiwa, Kristen 3.062.965 jiwa, Katolik 550.456 jiwa, Hindu 21.329 jiwa, Budha 324.864 jiwa, dan yang lainnya 16.355 jiwa. Sedangkan jumlah sarana umat beragama seperti masjid/langgar 20.958 buah, Gereja Kristen 10.148 buah, Gereja Katolik 2.060 buah, Kuil 50 buah dan Wihara 506 buah.
Ia mengatakan, kerukunan umat beragama di Sumatera Utara menarik untuk dikaji dan diperbincangkan. Menurutnya, kerukunan menjadi kebutuhan bersama yang tidak dapat dihindari di tengah perbedaan, namun perbedaan kultur dan pluralisme tidak menjadi penghalang hidup rukun dan berdampingan dalam bingkai persaudaraan dan persatuan.
Selain itu, ia menjelaskan upaya Depag Sumut untuk meningkatkan kerukunan umat beragama melalui penyuluhan kepada pemuka agama, tokoh adat dan cendikiawan secara intern dengan pemerintah, mengadakan pertemuan silaturahmi dengan organisasi keagamaan secara langsung.
Menurut Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Depag-RI Drs H Abdul Fatah, kecenderungan disintegrasi bangsa yang muncul belakangan ini bukan disebabkan faktor perbedaan ideologi dan keyakinan agama, melainkan lebih didorong adanya ketidakpuasan karena ketidakadilan dalam hal berbagai kasus ekonomi, sosial dan politik.
Nofem Dini
|