Penembakan Jemaat Gereja Diduga Terlatih
Thursday, Jul. 22, 2004 Posted: 12:39:01AM PST
Penembakan terhadap jemaat gereja Effata pada Ahad malam (18/7) sekitar pukul 19.15 Wita diduga kuat dilakukan oleh orang terlatih. "Pelakunya beraksi dengan tenang, dia sepertinya sudah terlatih," kata Hontiles Magindala (56), kastor (penjaga gereja) GKST jemaat Effatha kepada Antara, Senin (19/7).
Magindala menuturkan seorang pria berbadan tegap memasuki halaman gereja di saat Pendeta Susianti Tinulele berada di mimbar menyampaikan khotbah kebaktian. Leksi Mamuko (25), satpam gereja, yang duduk bersama Megindala di teras gereja mencoba menghampiri tamu 'misterius' yang malam itu memakai topi biru dan jaket warna hitam.
Sepatah kata belum terucap dari mulut Leksi, si pelaku sudah mengarahkan senjata laras panjang ke arahnya dan melepas satu tembakan. Leksi berhasil lolos dari maut karena dengan gerakan refleks berlari ke arah mobil jemaat yang diparkir di halaman gereja, sebelum penembak menarik pelatuk senjatnya.
Magindala dengan posisi tiarap bergegas ke dalam gereja memberitahukan jemaat adanya sniper di halaman gereja. Namun pelaku beraksi lebih cepat sebelum seluruh jemaat berhamburan menyelamatkan diri, termasuk Pendeta Susianti. "Pelaku yang berdiri sekitar 15 meter dari pintu gereja melepaskan tembakan ke arah dalam gereja yang telah terbuka," ujar Magindala.
Sekitar lima kali tembakan terdengar disertai dengan jeritan jemaat minta tolong yang diterjang timah panas. "Sebelum meninggalkan halaman gereja, si penembak masih melepas dua kali tembakan ke arah mimbar. Tembakan terakhir itu ternyata mengenai ibu pendeta," ujar Magindala.
Tiok Noersoelistiyo, salah seorang jemaat yang lolos dari drama penembakan itu melihat pelaku penembakan yang berambut gondrong dengan tenang melangkah meninggakan halaman gereja. "Pelaku kemudian melarikan diri dengan menggunakan sepeda motor jenis Yamaha RX King sambil menenteng senjata laras panjang miliknya," kata Tiok yang mengalami luka memar di kepalanya.
Pendeta Susianti Tinulele (29) tewas di tempat dengan luka tembak tepat di bagian jidat. Sebagian korban luka tembak saat ini dirawat di RSU Budi Agung. Di halaman gereja ditemukan sedikitnya sembilan butir selongsong dan lima butir peluru aktif kaliber 5,56 milimeter.
|