Kampanye Anti-Korupsi Untuk Membentuk Budaya Transparansi
Kardinal Julius Menyerahkan Nota KWI 2004 " Keadaban Publik"
Monday, Dec. 6, 2004 Posted: 2:42:52PM PST
Kardinal Julius Daarmaatmdja , S.J. menyerahkan naskah Nota Pastoral KWI 2004 "KEADABAN PUBLIK: HABITUS BARU BANGSA " yang diterima langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seusai gelar Kampanye Anti Korupsi yang diselenggarakan oleh Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta.
Pada kesempatan pertemuan singkat tersebut Kardinal menyampaikan kepada Presiden bahwa KWI sebagai bagian dari lembaga moral keagamaan menyatakan dukungan dan doa atas usaha serius lembaga pemerintah untuk memberantas korupsi.
Pada kesempatan itu, Presiden menceriterakan betapa sesak rasanya ketika di Santiago bersama petinggi 22 negara membicarakan antara lain pemberantasan korupsi dan penciptaan budaya transparansi dan akuntabilitas dimana itu merupakan cambuk dan tantangan untuk mengubah citra Indonesia di mata internasional, untuk secara serius menangani budaya korupsi di Indonesia.
Nota Pastoral KWI mencanangkan semangat baru itu dalam istilah "Keadaban Publik" yang harus menjadi " habitus " baru bangsa ini, yakni sebagai " gugus insting, baik individual maupun kolektif, yang membentuk cara merasa, cara berpikir, cara melihat, cara memahami, cara mendekati, cara bertindak dan cara berelasi seseorang atau kelompok. "
Acara diakhiri dengan pembubuhan tanda tangan pada kanfas mulai dari presiden, diikuti oleh para menteri dan semua hadirin.
Nofem Dini
|