Megawati Soekarnoputri Membuka Acara Perkemahan Pemuda Remaja GPdI Di Sulut
Tuesday, Jun. 29, 2004 Posted: 9:32:55PM PST

Kedatangan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri dalam acara perkemahan pemuda remaja GPdI disambut antusias. Bahkan, ribuan peserta perkemahan yang datang dari Sulut, Sulteng dan Gorontalo di Desa Munte (Kabupaten Minahasa Selatan), sempat berteriak ‘histeris’ ketika Megawati menyapa mereka dengan kata ‘’Syaloom, Haleluyah!’’
Sapaan itu sendiri, ibarat air penyejuk bagi peserta yang ke-panasan, apalagi ada yang sudah menunggu sejak pagi hari, sedang-kan presiden sendiri baru tiba di lokasi sekitar pukul 16.00 Wita. Namun sapaan Ibu negara seakan mampu menyirami lapangan yang berdebu serta meredakan sengatan teriknya matahari yang menyengat.
Seusai menyalami, presiden yang berbicara di luar teks, langsung mengingatkan soal bahaya narkoba bagi kalangan generasi muda. Mega menegaskan, dia tidak akan kom-promi dengan pengedar narkoba. Oleh sebab itu, Megawati mene-gaskan, dirinya tidak akan membe-rikan grasi kepada terpidana mati kasus narkoba, karena tindakan mereka sangat merusak generasi muda. Hal ini disampaikan kepala negara dalam acara pembukaan perkemahan pemuda remaja Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI), ke-marin (28/09).
“Sebagai presiden, dalam kerangka memerangi nar-koba sekaligus penegakan terhadap supremasi hukum, saya menolak permohonan grasi dari terpidana mati pengedar narkoba,” tegas presiden. Seperti diketahui, lebih dari 20 terpidana kasus narkoba kini sedang menunggu eksekusi atau hukuman mati setelah presi-den menolak memberikan grasi serta ditolaknya permintaan Penin-jauan Kembali (PK) kasus mereka oleh Mahkamah Agung (MA). Sementara itu, beberapa pengedar lainnya sedang menunggu keputu-san diberikan atau tidaknya grasi oleh kepala negara.
Menurut Mega, apa yang dilaku-kannya ini (menolak grasi, red) dalam kerangka memerangi nar-koba secara menyeluruh. Namun itu akan berhasil dengan baik, jika didukung oleh segenap lapisan masyarakat baik tokoh agama, to-koh adat maupun secara khusus generasi muda yang dinilainya paling rentan terhadap bahaya pe-nyalahgunaan narkoba.
“Kalau generasi muda tidak mem-punyai pengetahuan atau wawasan mengenai jati diri bangsa, maka kita sering mendengar anak-anak dilanda narkoba,” kata Megawati yang berbicara secara spontan tanpa teks kepada sekitar 20 ribu peserta perkemahan pemuda dan remaja dari kedua propinsi tersebut.
Kepala negara mengingatkan pula bahwa PBB telah mengeluarkan de-klarasi yang bertujuan memerangi narkoba. Karena itulah, dirinya akan tetap bersikap keras terhadap orang-orang yang terlibat dalam bisnis terlarang ini.
Kepada generasi muda, diingat-kan pula bahwa jika mereka meng-gunakan zat-zat terlarang tersebut maka biasanya mereka juga terkena penyakit HIV/AIDS yang sampai sekarang obatnya belum ada dan kalaupun ada maka harganya ma-hal sekali. Sedangkan kepada para orang tua, Mega yang memiliki dua putra dan seorang putri ini, menga-takan, bahwa jika mereka mem-biarkan buah hati mereka terlibat dalam penggunaan narkoba maka akan hilang satu generasi.
“Saya minta dengan sangat ke-pada pemerintah-pemerinah dae-rah, kaum agama, tokoh masya-rakat, budayawan untuk saling mengingatkan agar anak-anak mereka tidak terkena narkoba,” ka-ta Megawati didampingi Gubernur Sulut, Drs AJ Sondakh dan para pejabat lainnya.
Next Page: 1 | 2 |
Yunita Lee
|