Bom Maranatha untuk Tebar Opini bahwa Ambon Belum Kondusif
Monday, Oct. 25, 2004 Posted: 8:42:31PM PST
Bom Maranatha untuk Tebar Opini bahwa Ambon Belum Kondusif
Ambon -- - Terkait penemuan 15 bom di Gereja Maranatha, Ambon, Sabtu malam pekan lalu, polisi akan meminta keterangan sejumlah anggota panitia acara kegiatan keagamaan di Baileo Oikumene gereja tersebut. Bom dengan daya ledak rendah tersebut diduga dipasang hanya untuk menebarkan opini bahwa kondisi Ambon belum kondusif.
Kepala Kepolisian Resor Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease AKBP Leonidas Braksan, Minggu (24/10), mengungkapkan, pihaknya akan memeriksa lima orang panitia acara Balagu Batu Badaong yang diselenggarakan oleh mahasiswa Jurusan Sastra Inggris Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura Ambon, Senin ini.
Materi pemeriksaan yang akan diajukan kepada mereka yakni tentang proses masuknya tas ransel berisi bom ke dalam ruang ganti gedung pertemuan yang seharusnya hanya bisa diakses oleh panitia acara. "Biasanya kan hanya orang dalam yang bisa masuk ke ruang ganti tersebut," ujar Leonidas.
Sebanyak 15 bom rakitan ditemukan Sabtu malam, di Baileo Oikumene Gereja Maranatha Ambon. Sebuah bom berhasil dijinakkan, sedangkan sisanya diamankan oleh Tim Gegana Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Bukan untuk diledakkan
Menurut Leonidas, bom yang ditemukan di Baileo Oikumene bukan dimaksudkan untuk diledakkan. Pasalnya, untuk meledakkan ke-15 bom yang menggunakan sumbu pada saat yang bersamaan secara manual tidak mungkin.
"Kelihatanya bom tersebut sengaja dipasang untuk menebar opini bahwa kondisi Ambon belum kondusif. Lain lagi kalau bom tersebut menggunakan timer yang memang sengaja untuk melukai," ujar Leonidas.
Ia menambahkan, sejak konflik di Ambon meletus, seluruh daerah di Ambon rawan oleh teror bom. Bom bukan lagi menjadi barang yang aneh bagi masyarakat. Banyak orang bisa membuat bom rakitan dengan mudah, seperti bom yang ditemukan di Kompleks Gereja Maranatha itu.
Bom tersebut dibuat hanya dengan menggunakan kaleng yang diisi dengan bahan pemantik api pada batang korek api beserta paku, sedangkan untuk menyulutnya digunakan sumbu. "Bom rakitan banyak ditemukan di Ambon pascakonflik berlangsung," ungkap Leonidas. Selain itu, di masyarakat banyak pula beredar senjata api gelap.
Terkait dengan kondisi keamanan di Kota Ambon saat ini, Leonidas menegaskan bahwa kondisi Ambon kondusif dan normal. Penjagaan keamanan tetap dilakukan sebagaimana biasanya, meskipun banyak terjadi ancaman bom terhadap sejumlah gereja dan menjelang Lebaran.
Peningkatan operasi baru akan dilaksanakan pada Operasi Ketupat Mutiara 2004, menjelang Lebaran nanti, melalui peningkatan patroli dan pengerahan pasukan. Untuk mengantisipasi teror bom serta menjaga keamanan wilayah, Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease telah melakukan razia senjata api dan bahan peledak.
Kompas
|