Pencuri Dibekuk Warga di Dalam Gereja
Saturday, Oct. 23, 2004 Posted: 7:45:50PM PST
Bekasi --- Seorang pencuri yang sudah berhasil masuk ke Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Ampera RT 06 RW 06, Durenjaya, Bekasi Timur, Jumat (22/10) sekitar pukul 01.15, gagal beraksi karena tertangkap basah warga. Pelaku yang diketahui bernama Ichsan itu sempat mengancam dengan pisau yang dibawanya, tetapi akhirnya menyerah karena warga sekitar berdatangan.
Menurut Pendeta Joko Martanto (50), pelaku masuk ke dalam gereja dengan cara melompat pagar depan lalu merusak dua kaca nako. Joko bersama keluarganya yang tinggal di samping gereja terbangun ketika mendengar suara yang mencurigakan sehingga beranjak dari tempat tidurnya untuk memeriksa ke dalam gereja.
Ketika melihat kaca nako yang sudah bolong, Joko membangunkan istrinya, Trivina, dan salah seorang anaknya, Yahya. Mereka diminta menemani masuk ke dalam gereja. Saat lampu di dalam gereja dinyalakan, Joko sempat melihat kaki seseorang yang bersembunyi di balik salon sistem tata suara.
Joko yang membawa tongkat satpam itu meminta pelaku untuk segera keluar dari persembunyian. Merasa sudah diketahui, pelaku memang keluar, tetapi sambil mengacungkan pisau yang dibawanya. Melihat pelaku yang bisa saja nekat melukai mereka, istri dan anak Joko berteriak sehingga para tetangga berdatangan. Pelaku pun ditangkap dan kemudian diserahkan ke Kepolisian Sektor Metropolitan Bekasi Timur.
Seorang keponakan Joko yang tinggal di lantai dua bagian belakang rumah tersebut mengaku pernah melihat pelaku. Katanya, Selasa lalu pelaku sempat masuk ke kamarnya melewati genteng.
Pelaku yang mengenakan topeng itu menodong korban dan akan memerkosanya. Namun, percobaan pencurian dan pemerkosaan itu gagal karena korban berteriak. Akhirnya pelaku hanya membawa dompet yang berisi uang milik korban.
Aksi kejahatan juga gagal dilakukan Tio Samudra alias Leman (37), warga Kampung Kobak, Tambun Utara, Bekasi. Ia menebar paku di Jalan KH Agus Salim, Bekasi Timur, tetapi ia malah ditangkap calon korbannya, Mahanda Sinaga.
Kompas
|