Doa Bersama untuk Rekonsiliasi Nasional
Sunday, Oct. 10, 2004 Posted: 12:16:58AM PST
JAKARTA - Dengan bertemunya para capres dan cawapres peserta pemilu presiden, baik untuk putaran pertama dan kedua dalam satu acara Doa Bersama untuk Rekonsiliasi Nasional, diharapkan dapat menghilangkan semua ganjalan atau pertentangan yang terjadi selama ini.
"Kita kan kemarin berkompetisi dan bertarung, sekarang itu sudah selesai dan telah secara resmi diumumkan presiden terpilihnya. Mari kita ucapkan selamat kepada presiden terpilih tersebut dan selanjutnya kita bangun masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Kita lupakan pertarungan yang terjadi kemarin," kata anggota panitia pengarah Doa Bersama untuk Rekonsiliasi Nasional, Salahuddin Wahid menjawab Pembaruan di Jakarta, Sabtu (9/10).
Dalam acara yang akan berlangsung pada Minggu (10/10) di Tugu Proklamasi ini diundang dan dijadwalkan Presiden Megawati Soekarnoputri memberikan sambutannya. Begitu juga Presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Wapres terpilih Jusuf Kalla akan memberikan sambutan. Secara berurutan akan dipanjatkan doa secara Nasrani, Hindu, Budha, Khonghucu, dan Islam.
Pada puncak acaranya, pasangan Wiranto-Salahuddin Wahid, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, Amien Rais-Siswono Yudo Husodo, Hamzah Haz-Agum Gumelar, dan SBY-Kalla serta para ketua partai politik peserta Pemilu 2004 naik ke atas panggung secara berselang-seling bergandengan tangan, dengan dipandu paduan suara yang menyanyikan Lagu Padamu Negeri.
"Kita kemarin kan sudah bertarung, sekarang sudah selesai, mari kita bersalaman lagi. Acara ini diperlukan untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa para pimpinan dan elite politik dapat dijadikan contoh," katanya.
Apalagi, tambahnya, nantinya akan seringkali dilakukan proses pemilihan secara langsung, khususnya dalam pemilihan kepala daerah, baik untuk bupati atau walikota dan gubernur. Langkah rekonsiliasi ini harus dapat dijadikan contoh bagi masyarakat di bawah bahwa perbedaan pandangan dan pilihan, tidak boleh dibawa terus dan menimbulkan konflik.
SP
|