Organisasi Kaum Samaritan Berkomitmen Menyumbangkan Dana Untuk Korban Tsunami Sebesar 13 juta dolar.
Monday, Jan. 31, 2005 Posted: 3:01:09PM PST
|
Presiden dari Kaum Samaritan, Franklin Graham mengulurkan tangannya untuk membantu penyediaan air bersih di Aceh ( Foto : DeMossNewsPond) |
Salah satu perwakilan presiden dari Organisasi Bantuan Kristiani ( Christian Relief Organization ) yang berpusat di Carolina Utara, Amerika, baru-baru ini melakukan kunjungan ke kawasan Asia Selatan guna meninjau langsung keadaan para korban yang selamat dari bencana tsunami.
Organisasi Bantuan Kristiani dari kaum Samaritan telah berkomitmen untuk menyumbangkan dana sebesar 13 juta dolar kepada negara-negara yang ditimpa bencana tsunami.
“ Saya melihat langsung kerusakan parah yang diakibatkan gempa-tsunami ini sebagai mimpi buruk dalam hidupnya “, kata Pdt Franklin Graham.
Sebagai misionaris dari Organisasi Kaum Samaritan, Pdt. Franklin Graham yang telah memiliki pengalaman kerja sebagai tenaga sukarelawan bantuan kemanusiaan selama 30 tahun, sudah 100 negara yang sudah ia kunjungi dan diberikan bantuan tetapi baru kali ini saya mengunjungi negara yang mengalami kerusakan parah akibat gempa-tsunami. Sebagai sesama, kita harus peduli terhadap penderitaan para korban.
Bantuan jangka panjang kepada daerah-daerah yang terkena bencana harus segera dilaksanakan supaya kehidupan dan kegiatan masyarakat dapat segera berjalan normal.
Ketika berada di kawasan Asia , Graham sempat bertemu dengan Gubernur Aceh Indonesia dan gubernur tersebut mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan dari Organisasi Kaum Samaritan yang turut peduli dan berpartisipasi dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada para korban.
Berbeda dengan organisasi bantuan kristiani lainnya, kaum Samaritan membantu para pengungsi yang selamat dari musibah dengan cara unik, yaitu kaum ini bersama-sama dengan mereka dalam membangun kembali rumah mereka yang hancur.
Organisasi Kaum Samaritan ini juga menyediakan 10.000 peralatan untuk membangun kembali rumah penduduk yang hancur seperti palu, paku, dan peralatan bangunan lainnya.
Yunita Lee
|