Pawai Damai di Vatikan Untuk Korban Tsunami Asia
Paus Yohanes Paulus II Menyampaikan Rasa Simpatinya kepada Korban Tsunami
Friday, Jan. 7, 2005 Posted: 12:31:14PM PST
Dalam rangka peringatan Hari Perdamaian Sedunia ke-38, sekitar 25 ribu orang memadati pelataran Basilika Santo Petrus untuk melakukan pawai damai. Pawai tersebut dihadiri oleh Paus Yohanes Paulus II.
Dalam sambutannya, Paus mengungkapkan rasa simpati dan solidaritasnya terhadap para korban bencana tsunami yang melanda beberapa negara, khususnya di Asia Tenggara.
Bapa Suci juga menegaskan bahwa perlombaan solidaritas yang terjadi di berbagai penjuru dunia merupakan sebuah tanda adanya pengharapan baru bagi dunia dalam memasuki tahun baru 2005.
Hari perdamaian sedunia ke-38 yang mengambil tema, "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan." (Roma 12:21) dihadiri oleh komunitas Sant'Egidio yang ikut ambil bagian dalam pawai Perdamaian yang dimulai dari halaman gereja Chiesa Nuova sampai ke Pelataran Basilika Santo Petrus di Vatikan. Ribuan orang, tua muda, anak-anak dan orang dewasa dengan tertib mengikuti jalannya pawai perdamaian sembari membawa bendera pelangi bertuliskan 'Perdamaian', juga mereka membawa plakat yang bertuliskan makna damai dalam berbagai macam bahasa di seluruh dunia, termasuk dalam bahasa Indonesia.
Pawai damai diawali dengan orasi dan ajakan untuk membangun solidaritas bersama bagi para korban di Aceh. Bagi warga Indonesia yang tinggal di Roma, pawai damai ini merupakan sebuah kesempatan untuk menyampaikan pesan damai dan solidaritas bagi warga korban di Aceh. Sebuah spanduk besar bertuliskan solidaritas untuk Aceh dibawa oleh perwakilan dari komunitas Ikatan Rohaniwan-Rohaniwati Indonesia di Kota Abadi (IRRIKA), bendera merah putih berkibar setengah tiang sebagai tanda duka.
Di akhir homilinya, Paus memberitakan misi damai untuk umat kristiani dan non kristiani agar memperbaharui kembali komitmen mereka atas usahanya dalam menciptakan perdamaian ditengah kejahatan dunia dengan cara memberikan prioritas pada dialog, melalui tindakan-tindakan keadilan dan mendidik semua pada pengampunan dosa.
Acara Pawai Damai itu diakhir dengan berbagai macam lagu-lagu dan tarian yang dibuat per kelompok di Pelataran Basilika Santo Petrus. Sementara ratusan orang menyampaikan rasa simpati dan keprihatinan mereka atas bencana yang terjadi di Indonesia.
Sandra N. Natalia
|