Serangan terhadap Gereja dan Sekolah Sang Timur
Dengan Acungan Senjata Militan Muslim Meminta agar Gereja dan Sekolah Ditutup, Kata Suster Sang Timur
Thursday, Oct. 7, 2004 Posted: 7:54:55PM PST
Jakarta– Menghadapi ancaman puluhan orang militan Muslim yang bersenjata, Ibu Superior Biara St.Bernadette di Cileduk,Tangerang, propinsi Banten (35-40 km sebelah barat Jakarta)—tidak mempunyai pilihan lain kecuali mengikuti perintah dan menutup gereja dan sekolah . “Ketika terjadi serangan pagi-pagi dinihari tak seorangpun bisa melawan para penyerang. Kami harus menurut,” kata Suster Anselma, salah seorang di antara Suster-Suster Sang Timur (Kanak-Kanak Yesus), kepada AsiaNews.
Suster mengatakan bahwa dalam serangan hari Minggu (3/10) pagi lalu para militan Muslim dari Front Pembela Islam atau FPI menyerbu pekarangan sambil mengacung-acungkan senjata dan memerintahkan para suster agar menutup gereja dan sekolah Sang Timur. .Front Pembela Islam( FPI) menuduh orang-orang Katolik menyebarkan agama Katolik karena mereka mempergunakan ruang olahraga sekolah sebagai gereja sementara sudah selama sepuluh tahun.
Orang-orang Katolik menjawab dengan mengatakan mereka terpaksa mempergunakan ruang olahraga itu karena para pejabat daerah setempat telah menolak memberikan izinan kepada mereka untuk membangun satu gereja yang baru. Namun, Suster-Suster Biarawati Sang Timur itu masih diharuskan menandatangani suatu pernyataan yang menjanjikan tidak akan mempergunakan ruangan olahraga sebagai gereja.
Dan orang-orang Katolik yang menjadi saksi mata peristiwa iu menyesalkan kenyataan bahwa polisi tidak mengambil tindakan apa-apa untuk menghentikan para militan FPI ketika mereka mulai merusakkan pintu gerbang depan pekarangan tersebutMenurut Suster Anselma insiden semacam ini tidak baru.
Yang lebih penting, para aktivis FPI masih terlibat dalam kampanye anti-Kristen, dengan membagi-bagikan brosur dan pamflet-pamflet di antara penduduk setempat. Tetapi menyusul kekerasan hari Minggu (3/10) pagi lalu kebanyakan orang-orang Muslim moderat mulai bereaksi secara negatip terhadap propaganda semacam itu dan mereka membela para Suster.
Beberapa orang Muslim setempat mengatakan : ”.Tidak ada hubungan antara mempergunakan ruangan olahraga dengan menyebarkan agama” Para pemimpin Katolik dari Paroki St. Bernadette mendesak umat agar menghindari konforntasi dengan para ekstremis sejak insiden hari Minggu (3/10) lalu mungkin “bermotifkan politik”.
Sekelompok militan Katolik dari daerah Jakarta memberikan tawaran untuk melindungi pekarangan gereja dan sekolah. “Jika kami terpaksa, kami akan menanggapi serangan-serangan oleh fundamenalis Muslim,” kata beberapa orang di antaranya. Tetapi pastor-pastor dan suster-suster setempat telah mendesakkan suatu penyelesaian damai bahkan jika itu berarti berhenti mengajar dan melakukan upacara kebaktian gereja untuk sementara
Seorang jurubicara umat Katolik setempat menyatakan “dengan terpilihnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden, situasinya mungkin akan menjadi lebih baik”. Sesudah ia (SBY) diambil sumpahnya menjadi presiden tanggal 20 Oktober mendatang, para pemimpin agama dan sipil dari Keuskupan Agung Jakarta merencanakan akan meminta kepada pemerintah agar mendesak para pejabat di Celeduk supaya memberikan kepada orang-orang Katolik di tempat itu izinan yang diperlukan untuk membangun sebuah gedung gereja
Next Page: 1 | 2 |
|