Sekolah Sang Timur Diliburkan Dua Hari
Monday, Oct. 4, 2004 Posted: 3:28:10PM PST
Jakarta -- Menyusul aksi sekelompok massa yang menembok pintu masuk Yayasan Pendidikan Karya Sang Timur di Karang Tengah, Kota Tangerang, pihak yayasan memutuskan untuk meliburkan sekitar 3.000 siswanya selama dua hari, yaitu Senin (hari ini) dan Selasa (besok). Keputusan diambil supaya yayasan memiliki waktu yang cukup untuk mencari solusi atas penembokan gerbang masuk sekolah.
"Kami tidak mungkin memasukkan anak-anak melalui pintu kecil di belakang. Kami berharap agar ada solusi yang baik supaya kegiatan belajar mengajar bisa kembali berlangsung," kata Suster Theodora, pengurus Yayasan Pendidikan Karya Sang Timur, Minggu (3/10).
Yayasan Pendidikan Karya Sang Timur yang adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan. Di Karang Tengah yayasan ini mempunyai sekolah TK, SD, SMP, dan SLB dengan jumlah siswa sekitar 3.000 anak.
Menurut Suster Theodora, sejak 12 tahun lalu sebagian areal di kompleks sekolah tersebut memang dimanfaatkan untuk kegiatan ibadah. Hal ini dilakukan mengingat jumlah umat yang menumpang beribadah di sana mencapai 8.900 orang, sementara izin pembangunan gereja yang direncanakan sejak lebih dari 12 tahun hingga saat ini belum juga terbit.
"Kami sudah melakukan upaya, tetapi sampai sekarang izin tidak pernah keluar. Depag (Departemen Agama) sendiri memang meminta supaya ditutup, tetapi umat mau dikemanakan? Kami minta jalan keluar, tetapi sampai sekarang tidak ada," katanya.
Sekitar bulan Februari 2004, desakan untuk menutup tempat ibadah mulai muncul. Puncaknya terjadi pada Minggu kemarin. Sekelompok massa mendatangi tempat itu. Beramai-ramai mereka membongkar pagar pintu utama. Setelah pagar roboh, mereka membakar ban di atas pagar yang roboh itu. Selanjutnya plang bertuliskan nama yayasan diturunkan. Gerbang kemudian ditembok menggunakan batako sehingga menutup akses jalan.
Kepala Bagian Informasi dan Komunikasi Pemerintah Kota Tangerang Ahmad Chairuddin menyatakan, saat ini pemkot berada dalam posisi yang dilematis. Sejumlah solusi ditawarkan, termasuk membuat kawasan khusus peribadatan bagi umat Kristiani. Namun masyarakat selalu menolak. Sedangkan berharap pada izin resmi pembangunan gereja prosesnya lama dan terkatung-katung.
"Kami hanya mengimbau kepada masyarakat agar tidak berbuat anarkis," katanya. (MAS)
KCM
|