Imam Ditusuk Hingga Tewas, Para Pemimpin Gereja Tuntut Aksi Segera
Saturday, Sep. 4, 2004 Posted: 12:00:00PM PST
Pembunuhan seorang imam Katolik yang baru pertama kali terjadi di Kerala, sebuah basis Kristen di India bagian selatan, mengejutkan Gereja.
Tanggal 28 Agustus, jenazah Pastor Job Chittilapilly, 71, dengan empat luka tusukan ditemukan di teras yang berdampingan dengan Gereja Varaprasada Matha (yang berarti "Maria Penuh Rahmat"), gereja parokinya di Keuskupan Irinjalakuda.
Konferensi Waligereja India terkejut atas pembunuhan imam itu. Pada pernyataan 29 Agustus, Wakil Ketua Konferensi Waligereja India, Uskup Agung Trichur Mgr Jacob Thoomkuzhy, mendesak pemerintah agar segera bertindak untuk menangkap pribadi atau orang-orang yang bertanggung jawab (atas pembunuhan itu).
Uskup Agung Thoomkuzhy dan Varkey Kardinal Vithayathil dari Ernakulam-Angamaly memimpin ibadah pemakaman, 29 Agustus. Irinjalakuda merupakan sebuah keuskupan dari Gereja Siro-Malabar (GSM), yang dipimpin Kardinal Vithayathil. GSM merupakan salah satu dari dua ritus Oriental yang bersama ritus Latin yang ada dalam Gereja Katolik di India. Kardinal itu tinggal di Kochi, ibukota perdagangan Negara Bagian Kerala, 2.595 kilometer selatan New Delhi.
Jurubicara GSM, Pastor Paul Thelakat, mengatakan, ia belum pernah mendengar sebelumnya ada imam Katolik yang dibunuh di Kerala. Pembunuhan Pastor Chittilappilly membuat Gereja Katolik merasa sangat sedih, lanjutnya.
Ketika ditanya apakah dampak langsung insiden itu bagi Gereja di Kerala, Pastor Thelakat mengatakan kepada UCA News 30 Agustus, "Saat ini, karena penyelidikan tengah berlangsung, kami tidak ingin menerobos ke dampak kasus itu."
Hingga hari itu, polisi mengatakan, mereka belum mengidentifikasi para pembunuh di paroki Pastor Chittilappilly, yang terletak 40 kilometer utara Kochi.
Uskup Irinjalakuda Mgr James Pazhayattil mengatakan kepada UCA News pada hari yang sama bahwa imam yang dibunuh itu berkarya untuk kaum miskin dan orang-orang yang membutuhkan, maka "pembunuhannya membuat umat di keuskupan kami sangat berduka."
Menurut uskup, Pastor Chittilappilly adalah "seorang Samaria yang baik yang tidak pernah punya musuh. Kami tidak tahu apa yang memotivasi pembunuhannya. Kami ingin polisi menyelidikinya."
Wakil superintenden polisi, Thomas Jolly Cherian, mengatakan kepada UCA News, koster paroki itu, Shibu Ambadan, mengatakan kepada mereka bahwa ia tiba di gereja itu sekitar pukul 05.30 untuk mempersiapkan Misa pukul 06.30, dan melihat imam itu sedang berdoa rosario di teras.
Menurut informasi polisi, Ambadan memberi salam kepada imam itu dan mengambil kunci ke gereja. Ia juga menyalakan sistem pengeras suara dan memutar beberapa rekaman lagu devosi, seperti biasa yang dilakukan menjelang Misa harian. Karena imam itu tidak masuk ke gereja hingga pukul 06.15, koster itu mengirim seorang umat paroki yang sedang menantikan Misa untuk memanggil dia. Umat paroki itu menemukan imam itu terbaring telungkup di teras.
Sebuah laporan postmortem mengonfirmasikan empat luka tusukan sebagai penyebab kematiannya.
Menurut Cherian, pembunuhan itu tidak kaitannya dengan perampokan. Sebuah rantai emas yang dikenakan imam itu tidak disentuh, jelasnya. "Pembunuh melakukannya dengan sangat baik dalam hitungan menit. Kami sedang menyelidikinya dari segala sudut pandang," katanya.
Next Page: 1 | 2 |
|