Terbunuhnya Seorang Kristiani Korea Selatan di Irak Mencengangkan Dunia
Tuesday, Jul. 6, 2004 Posted: 12:51:19AM PST


|
Seorang teman keluarga memegang foto dari Kim Sun-il yang baru berusia 33 tahun, dikenal sebagai “Kristiani yang taat” , dan berharap untuk dapat menjadi Misionaris Kristiani di dunia Arab |
Korea Selatan menyatakan telah diguncangkan oleh “kebiadaban” atas di penggalnya seorang tawanan Korea, yang dikenal sebagai “Kristiani yang taat”, di Irak. Beberapa minggu yang lalu tentara AS menemukan mayat dari Kim Sun-il, lima hari setelah di tangkap di Falluja, sebelah barat Baghdad, oleh kelompok yang dipimpin militant kelahiran Yordania Abu Musab al Zargawi.
Penterjemah bahasa Arab, yang mempunyai cita-cita untuk melakukan pekerjaan misionaris di dunia Arab, berlutut dengan diam dan tanpa emosi sebelum militant Muslim memenggalnya. Sebagai seorang Kristiani, ia bekerja sekaligus menginjil, lapor sebuah media.
Kim pertamanya belajar bahasa Inggris di sebuah Perguruan Tinggi yang sekarang bernama Universitas Youngsan, lulus dengan diploma pada tahun 1992, kata seorang pengurus. Lalu kemudian kuliah teologi di Universitas Kyungsun, juga di kampung halamannya Pusan, menghasilkan sebuah gelar di Februari tahun 1994. Kim, seorang penginjil Kristiani, telah bekerja di Irak selama satu tahun sebagai penterjemah untuk sebuah perusahaan Korea Selatan yang menyediakan barang-barang untuk keperluan tentara AS.
Dia tertutup, baik hati dan pekerja keras,” ibunya berkata pada sebuah televisi YTN sebelum kematiannya.
Kematiannya telah mengguncangkan warga Korea Selatan yang berharap untuk dibebaskannya Kim setelah dilaporkan bahwa ia masih hidup setelah tenggat waktu dari masa eksekusinya telah habis.
Televisi Korea Selatan menunjukkan kesedihan yang mendalam dari ayah, ibu dan para sanak keluarga yang meratapi dan berpelukan satu sama lain di kampung halaman mereka di kota pelabuhan Selatan dari Pusan saat mereka mendengar kabar tersebut.
Meskipun demikian pemerintah telah bersumpah untuk berdiri teguh pada keputusannya untuk mengirimkan ribuan tentara ke negri yang telah luluh lantak karena perang tersebut. Korea Selatan mengumumkan pada hari Jum’at bahwa akan mengirimkan pasukan ke Irak utara mulai Agustus hanya untuk operasi pembebasan.
Andrew Clark
Ecumenical Press
Yunita Lee
|