Dirjen: Ditutup, Solusinya 12 Gereja Dipindahkan
Penutupan 12 gedung gereja di Bandung, kini mulai ada titik terang solusinya, dikatakan Dirjen Depag Bimas Kristen, DR Yason Lase
Tuesday, Aug. 16, 2005 Posted: 11:09:28AM PST
Penutupan 12 gedung gereja di Bandung, kini mulai ada titik terang solusinya. Hal ini dikatakan langsung oleh Dirjen Depag Bimas Kristen, DR Yason Lase STh MA ketika mengunjungi Sulut dalam rangka kegiatan orientasi pemimpin gereja se-Sulut, Jumat lalu.
Lase mengatakan bahwa, meski harus menempati tempat dan bangunan baru, menyusul bangunan yang lama telah ditutup, jemaat yang sebelumnya tidak dapat melakukan kebaktian, kini dapat beraktivitas kembali seperti semula , Harian Komentar memberitakan.
"Kita selalu mengupayakan yang terbaik, antara lain dengan melakukan pendekatan kepada warga sekitar. Meski dalam hal ini ada upaya hukum yang kita tempuh," ujar Lase. Lase menambahkan bahwa pendekatan informal ini, merupakan langkah tepat dalam merangkul masyarakat yang ada, dengan penjelasan bahwa jemaat membutuhkan tempat untuk beribadah. Lebih lanjut Lase mengatakan, dari ke-12 gereja yang ditutup tersebut, sebagian besar telah dipindahkan ke tempat yang berbeda. Sebab, masyarakat yang ada sebelumnya dengan berbagai alasan tidak menghendaki adanya tempat ibadah.
"Dari ke-12 gedung gereja yang ditutup tersebut, sebagian besar telah menempati tempat baru dan sebagian lagi ditumpangkan ke jemaat lain," tukas Lase kembali.
Persoalan penutupan gereja ini dikatakan Lase, lebih disebabkan oleh intern umat Kristen sendiri, tidak akan terjadi jika dalam hal ini ada pemahaman yang benar mengenai sejumlah aturan yang harus ditaati, antara lain pengurusan izin pendirian gereja yang masih sering diabaikan.
"Seharusnya hal ini tidak akan terjadi jika ada ketaatan hukum. Atau paling kurang ada upaya pendekatan pada orang-orang yang berpengaruh. Namun, hal-hal seperti ini justru sering diabaikan. Ini menandakan bahwa kita tidak menghargai orang-orang yang ada di sekitar kita. Padahal, sebagai warga gereja kita dituntut untuk menabur kasih pada sesama," terang Lase.
Ditambahkannya, mengenai penutupan Gereja HKBP dan GSJA baru-baru ini, setelah diteliti, ternyata persoalannya juga ditimbulkan oleh warga gereja sendiri. Di mana gereja yang ada tersebut dibangun bersebelahan dengan usaha togel yang tidak lain merupakan usaha dari salah seorang warga gereja.
"Begitu juga dengan Gereja HKBP, pimpinan gereja yang merupakan mantan ABRI itu, ternyata sering bersikap otoriter dan enggan bergaul dengan warga sekitar. Sehingga dari sinilah pokok persoalan itu muncul," ungkap Lase sembari menambahkan bahwa persoalan ini terus diupayakan jalan keluarnya.
Peristiwa itu bermula dari sejumlah ormas Islam yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Anti Pemurtadan (AGAP), mendatangi tiga tempat yang diduga menjadi gereja ilegal, Minggu (14/8). Ketiga tempat ibadat tak berizin itu, berada di RW 5 dan RW 14, Desa Tanimulya, Kec Ngamprah, Kota Cimahi, seperti yang diberitakan Republika.
Aksi mereka dipicu oleh kekesalan warga di sekitar tempat tersebut terhadap kegiatan gereja ilegal. Warga mengaku tempat ibadat itu didirikan tanpa sepengetahuan mereka dan izin dari pihak berwenang. Sebelumnya, tempat peribadatan ini sudah pernah mendapatkan surat imbauan dari aparat kepolisian setempat.
Next Page: 1 | 2 |
Sandra Pasaribu
|