Umat Kristiani Duma Bangun Kembali Gereja yang Hancur
Duma di Maluku Utara merupakan tempat dimana injil masuk pertama kalinya di wilayah itu namun diserang teroris tahun 2000
Thursday, Jun. 30, 2005 Posted: 5:29:01PM PST
|
(Foto: Gereja Duma sebelum hancur). |
|
(Foto: Konstruksi gereja yang baru di Duma telah dimulai pembangunannya). |
|
(Foto: Monumen Cahaya Bahari terletak antara reuntuhan gereja lama (dibelakang) dan gereja baru (tidak terlihat). (Annette Hammond duduk di depannya). |
Jeff Hammond dari Bless Indonesia Today (BIT) baru saja mengunjungi Duma dan menyatakan bahwa umat Kristiani di sana telah mulai merencanakan pembangunan sebuah gereja baru dan memorial untuk para martir, Assist News Service (ANS) memberitakan.
Duma, sebuah desa kecil yang terletak di Pulau Halmahera, Maluku Utara, merupakan tempat dimana injil masuk pertama kalinya di wilayah itu pada tahun 1866 oleh misionaris Belanda, Rev. Van Duijken. Dari desa ini, injil tersebar ke seluruh wilayah Maluku. Pada akhir abad ke-20, hampir seluruh 1.500 orang di Duma adalah Kristiani dan mereka bertemu di sebuah gereja besar yang membutuhkan waktu 12 tahun untuk dibangun.
Namun, pada tanggal 19 Juni 2000, Duma diserang oleh jihad yang ke-21 kalinya. Sebelumnya, para penduduk lokal Duma mampu untuk mempertahankan, namun kali ini kekuatan jihad didukung oleh sebuah unit militer, Brawijaya 512 dari Jawa Timur, menurut ANS.
Para umat Kristiani bukan merupakan tandingan untuk kekuatan militer dan pasukan jihad yang menyerang desa. Saat mereka melewati desa mereka membom-api gereja dimana sekitar 600 wanita, anak-anak dan orangtua telah berlindung. Teroris kemudian menembak mereka yang tertangkap atau yang mencoba lari, dan membakar sekitar 211 orang yang masih ada di dalam gereja dan meninggalkan sekitar 140 orang luka parah.
Tragedi lain mengikuti dimana sekitar 100 penduduk desa lain berusaha lari dengan menaiki kapal feri Cahaya Bahari yang sudah sangat sesak menuju Manado. Kapal yang lisensinya hanya bisa memuat 250 penumpang, tenggelam di lautan dengan muatan 500 orang penumpang. Para penyelamat hanya bisa menemukan 10 orang yang selamat tiga hari kemudian.
Pada bulan Agustus 2000, Bless Indonesia Today yang dipimpin oleh Jeff Hammond mulai menolong korban Duma yang selamat saat mereka ke Manado. BIT dibentuk tahun 1998 oleh Gereja Abbalove di Jakarta dengan nama Yayasan Berkati Indonesia, dan didaftarkan pada tahun 2001.
Kelompok yang pertama dari 112 pengungsi dirawat di sebuah ruang gereja di Kampus Kleak, Manado, sementara beberapa orang dibawa ke RS Malalayang. BIT memperluas perawatannya ke 1100 pengungsi Duma lainnya yang ditempatkan di tenda-tenda pengungsian di Tobelo, di bagian lain dari Pulau Halmahera.
Pada bulan Oktober 2002, umat Kristiani memutuskan untuk pulang ke kampung halaman mereka kembali dan mulai membangun desa mereka perlahan-lahan, walaupun masih ada serangan kepada orang yang berjalan sendirian, terutama di malam hari. Saat ini sekitar 80% rumah di Duma telah dibangun kembali.
Pada bulan Juni 2003 mayat dari 211 martir yang terbunuh dipindahkan dari kuburan masal mereka dan dikuburkan kembali di sebuah Pemakaman Martir disamping reruntuhan gereja yang lama. Pada bulan Oktober 2003, sebuah monumen untuk memperingati hilangnya 100 orang di kapal Cahaya Bahari dibangun di pemakaman itu.
Pembangunan kembali gereja baru dimulai pada bulan April 2005. Menurut Hammond, walikota Halmahera Utara telah memberikan US$25,000 untuk memulai proyek ini, dan gubernur propinsi itu telah berjanji akan memberikan US$28,000. Sebanyak $10,000 telah datang dari sumber lain, dan masih diperlukan sekitar US$107,000 lagi (sekitar 1 milyar) untuk menyelesaikan konstruksi pembangunan gereja yang baru.
Next Page: 1 | 2 |
Sandra Pasaribu
|