Komisi WEA Laporkan Tekanan terhadap Umat Kristiani Cina
Friday, Jun. 17, 2005 Posted: 11:57:13AM PST
Untuk mengontrol tekanan internal, Partai Komunis Cina (Chinese Comunist Party-CCP) membiarkan pejabat-pejabat lokal menahan sejumlah orang dalam hukuman administratif tanpa tuduhan atau dakwaan, menurut Komisi Kebebasan Beragama sebuah jaringan Kristiani global.
"Partai Komunis Cina mengetahui (bahwa) ancaman terbesar terhadap pemerintahan totaliriannya adalah internal," dinyatakan Religious Liberty Commission (RLC) World Evangelical Alliance (WEA) dalam sebuah buletin yang dirilis baru-baru ini. "CCP melihat suatu koalisi intelektual, pekerja dan gereja menjatuhkan Komunisme di Polandia dan Eropa Tengah. Untuk mengontrol tekanan internal CCP menggunakan alat di era Mao: 're-education through labor', yang melibatkan sebuah gulag yang besar dari sekitar seribu kamp konsentrasi atau penjara budak kerja paksa yang dikenal sebagai 'laogai.'"
Menurut RLC, sistem laogai membolehkan pejabat-pejabat lokal atau kekuasaan pusat menahan sejumlah besar orang-orang dalam hukuman administratif tanpa tuduhan atau dakwaan. Hal ini dilakukan terhadap mereka yang dianggap problematik, seperti pengguna narkoba dan pelacur, atau mereka yang mengancam status quo dalam politik dan agama. Tujuan dari 're-education through labor' adalah 'reformasi pikiran', contohnya, secara paksa dimasukkan ke dalam CCP. Sementara jutaan umat Kristiani dipenjarakan di kamp-kamp laogai, yang lain dipenjara dengan dakwaan kriminal palsu atau dakwaan keamanan sosial. Tingkat tekanan berbeda-beda di seluruh negeri itu.
China Aid Association (CAA) dan Voice of the Martyrs telah melaporkan insiden-insiden tekanan seperti yang terjadi hari Minggu, 22 Mei, dimana polisi dan petugas dari Biro Keamanan Publik dilaporkan tiba-tiba menyerbu 60 gereja rumah di Changchun, ibukota propinsi Jilin, yang berbatasan dengan Korea Utara.
Selama beberapa hari berikutnya, sekitar 40 gereja lain di area itu juga diserang dan sekitar 600 umat Kristiani dibawa polisi. Presiden CAA Bob Fu, mencatat bahwa, "Kekuatan manusia, koordinasi dan rencana yang terlibat dalam razia pertemuan-pertemuan gereja yang sangat banyak seperti itu menunjukkan bahwa usaha ini berasal dari level-level tinggi dari pemerintahan Cina."
CAA menunjuk gereja-gereja itu bermayoritaskan mahasiswa, profesor dan intelektual-intelektual muda lainnya. CAA percaya bahwa ini adalah kampanye yang dikoordinir untuk memusnahkan pengaruh gereja rumah di area universitas. Banyak dari mereka yang ditangkap dilepaskan setelah interogasi 24-48 jam, namun sekitar 100 umat Kristiani yang berpengaruh masih ditahan di berbagai pusat hukuman, klaim CAA.
RLC telah meminta doa-doa untuk semua umat Kristiani yang ditekan di Cina agar "kehadiran, penghiburan, konseling dari Roh Kudus akan memenuhi mereka dengan harapan, keberanian, dan keyakinan akan kasihnya memampukan mereka untuk menjadi pemenang dalam penganiayaan dan penderitaan" dan juga agar "Tuhan memindahkan sistem laogai, instrumen dari ketidak-adilan Maoist dan tekanan di Cina."
Sandra Pasaribu
|