International Aid Tetap Tinggal di Banda Aceh
Pada saat kelompok-kelompok kemanusiaan Kristiani diminta untuk meninggalkan Indonesia, International Aid diminta oleh pemerintah untuk tinggal.
Tuesday, May. 10, 2005 Posted: 11:46:05AM PST
Pada saat kelompok-kelompok kemanusiaan Kristiani diminta untuk meninggalkan Indonesia, International Aid diminta oleh pemerintah untuk tinggal.
Presiden International Aid Myles Fish menyatakan kepada Mission Network News bahwa mereka telah menerima sebuah surat undangan dari menteri kesehatan Indonesia untuk tetap tinggal di Banda Aceh untuk menolong mereka mengkonstruksikan sebuah fasilitas perbaikan peralatan kesehatan dan fasilitas pelatihan.
“Kami benar-benar bergairah mengenai hal itu karena itu akan memberikan kami kesempatan untuk tidak hanya tinggal di komunitas itu, tetapi juga untuk mempertahankan kontak dengan orang yang kami latih,” kata Fish seperti yang dilaporkan MNN, 4 Mei 2005.
Fish mengatakan tipe undangan ini dan proyek ministry itu adalah unik. “Salah satu masalah yang mereka punyai setelah tsunami adalah rumah sakit-rumah sakit mereka hancur total. Jadi, mereka sekarang berada dalam proses untuk memperbaiki atau menggantikan peralatan kesehatan di rumah sakit-rumah sakit itu. Tetapi kemudian, bahkan setelah mereka selesai mereka meninggalkan sebuah masalah, dan itu adalah mereka tidak pernah mempunyai seorangpun yang tahu bagaimana mempertahankan atau memperbaiki peralatan medis.”
“Kami mendirikan sebuah pusat perbaikan. Namun, kemudian kami menggunakan fasilitas itu sehingga kami dapat melatih teknisi biomedis untuk bekerja dalam setiap orang dari rumah sakit-rumah di daerah Banda Aceh,” kata Fish.
Ia menyatakan, International Aid tidak membuat fokus mereka untuk Kekristenan menjadi suatu rahasia. Fish mengatakan, “Pemerintah tahu siapa kami, dimana kami berdiri, dan apa yang ingin kami lakukan. Tetapi, itu adalah karena kami benar dalam bagaimana kami melakukannya. Mereka tahu bahwa kami adalah Kristiani. Kami disana berusaha untuk mendemonstrasikan kasih Kristus dalam harapan kami dapat membangun hubungan yang diperlukan bagi kami untuk sebenarnya mengartikulasikan iman kami kepada Kristus.”
“Mereka menanyakan pertanyaan abadi dari hari pertama,” kata Fish. Anda dapat membayangkan saat melihat seluruh dunia tersapu bahwa satu hal yang anda mulai tanyakan adalah ‘dimanakah Tuhan, apakah arti dari hidup, apa yang terjadi dengan yang saya kasihi,’ dan jadi itu telah ada di pikiran orang sejak dari mulanya.”
Yunita Tjokrodinata
|