Bantuan Aksi Internasional dari Gereja Bersama
Anggota-anggota Action by Churches Together (ACT) akan memberikan bantuan kepada korban gempa Alor
Friday, Nov. 19, 2004 Posted: 7:06:52PM PST

Anggota-anggota dari Bantuan Aksi Internasional oleh Gereja Bersama (Action by Churches Together International –ACT) saat ini sedang menilai situasi dan mempertimbangkan cara terbaik untuk membantu korban bencana gempa bumi di pulau Alor, demikian diumumkan di markas ACT di Jenewa, Swiss pada tanggal 17 November yang lalu. Gempa terus berkelanjutan di pulau yang berdekatang dengan Timor Timur semenjak tanggal 11 November dan pada tanggal 16 November telah mencapai 4,6 skala Richter.
ACT adalah sekutu global dari gereja-gereja dan agen-agen terkait yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan membantu komunitas-komunitas darurat di seluruh dunia. Kantor Koordinasi ACT bermarkas dengan Konsili Gereja-gereja Sedunia (World Council of Churches-WCC) dan The Lutheran World Federation (LWF) di Swiss.
Menurut perkiraan terbaru dari Kantor PBB untuk Urusan Koordinasi Kemanusiaan, 26 orang telah terbunuh, 116 orang luka parah, dan 119 orang luka ringan. Ribuan rumah telah hancur atau rusak, bangunan umum seperti greja dan masjid, sekolah dan bangunan pemerintah ikut terpengaruh. Sembilan wilayah terpengaruh dengan total populasi 36.333 rumah tangga.
Staf dari anggota-anggota ACT yaitu YAKKUM Emergency Unit (YEU), Yayasan Tanggul Benkana (YTB) dan Church World Service - Indonesia (CWS), bersama dengan sekretaris jenderal Dewan Sinode GMIT-partner lokal dari YTB berencana untuk terbang ke Alor pada tanggal 22 November untuk menilai kerusakan. Akan tetapi, para anggota melaporkan bahwa transportasi lokal di Alor sangat buruk dan ada kerusakan besar pada jalan. Sementara itu, para anggota telah setuju untuk berbagi informasi dan merencanakan tanggapan yang paling memungkinkan didasari oleh ladang mereka dengan jaringan masing-masing.
Untuk membantu korban bencana dengan keperluan yang mendesak, YTB telah menyumbangkan Rp. 15 juta kepada wilayah itu. Pada tanggal 16 November tenda dan obat-obatan dari YEU dikapalkan menuju Alor. YEU dengan penyelenggara komunitas, jaringan forum kemanusiaan, divisi kesehatan lokal dan organisasi-organisasi non-pemerintah di Alor juga berencana secepatnya menyediakan tim kesehatan bergerak ke tiga daerah yang rusak – Wilayah Pantar, wilayah Alor Timur laut Maritaing dan Alor selatan dan terus melanjutkan usaha penilaian. YEU mengekspresikan harapan agar YTB, Dewan Sinode GMIT dan CWS dapat bergabung dengan usaha ini. Dan Kantor Koordinasi dari ACT akan terus melanjutkan kontak dengan anggotanya di Indonesia untuk membantu lebih lanjut.
Sandra Pasaribu
|