Crisis Center PGI Prihatin Atas Penembakan Di Gereja
Thursday, Jul. 22, 2004 Posted: 12:39:25AM PST
Crisis Center Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Senin (19/7), menyatakan keprihatinannya terhadap aksi penyerangan di Gereja Efatha, Palu, Minggu malam lalu.
Pernyataan keprihatinan tersebut disampaikan Direktur Crisis Center PGI, Lies Maeloa, dan Ketua Umum PGI Nathan Setiabudi di Jakarta.
"Karena itulah kami di sini bertujuan untuk mengungkapkan kepada masyarakat apa yang telah terjadi dan berharap mendapat umpan balik dari pihak yang berwenang supaya menangani permasalahan ini," ucap Nathan.
Lies dan Nathan meminta agar tidak mengaitkan penembakan ini dengan unsur SARA.Nathan mengatakan, peristiwa ini menujukkan bahwa masyarakat sangat rentan terhadap aksi-aksi kekerasan, teror, dan pembunuhan yang melanggar prinsip-prinsip keadaban dalam masyarakat kita.
"Oleh karena itu kami mendesak aparat keamanan untuk mengembangkan sistem keamanan yang dapat memberikan perlindungan dan jaminan keamanan bagi masyarakat," tandasnya.
Ia melanjutkan, Crisis Center memberikan dukungan kepada aparat Kepolisian untuk melakukan kesungguhan dan keprofesionalan untuk mengusut dan menghukum para pelaku penyerangan yang telah menebar teror di tengah masyarakat.
Korban Penembakan di Gereja Efata Dibawa ke Surabaya
Desrianti Tengkede (17), salah satu korban penembakan di Gereja Efata, Jalan Banteng, Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Selasa (20/7) siang ini diterbangkan ke Surabaya guna mendapatkan perawatan lanjutan di RS Bala Keselamatan di kota ini.
Sejak ditembak orang tak dikenal, Minggu (18/7), ia dirawat di Ruang ICCU RSU Woodward Palu.Menurut ayah korban, Ersam Tangkede, Selasa (20/7) di Palu, pengiriman Desrianti ke RSU Bala Keselamatan Surabaya sesuai keputusan tim dokter di Palu yang sebelumnya memeriksa secara lengkap luka yang diderita korban.
"Dokter memutuskan anak saya harus segera menjalani operasi di rumah sakit yang memiliki tenaga medis dan peralatan lengkap," tuturnya.
Dia menyebutkan, Desrianti akan diterbangkan ke Surabaya pukul 15.00 Wita. Ersam mengaku bersama istrinya akan menyertai anaknya itu ke Surabaya didampingi salah seorang pengacaranya, Rahmat SH. Dua personel aparat kepolisian akan mengawal rombongan selama dalam penerbangan.
Sebelumnya, pihak RSU Woodward Palu menyatakan korban Desrianti yang warga jalan Zebra Palu Selatan itu mengalami luka tembak cukup parah di bagian pelipis dan tembus hingga hidung.
"Namun korban sudah siuman, dan sesekali memanggil kedua orang tuanya serta menyebut nama Tuhan," kata seorang suster jaga.
Pengiriman Desrianti ke Surabaya hari ini dibenarkan Kabid Humas Polda Sulteng Ajun Komisaris Besar Victor Barata. Kepada SH yang menghubunginya, Victor Batara mengatakan, Desriantia terpaksa dirujuk ke RS Bala Keselamatan Surabaya karena peralatan medisnya lebih lengkap dibandingkan di Palu.
''Kami sudah mendapat laporan mengenai pengiriman itu dan kami memberikan pengawalan hingga di tempat tujuan," tambahnya.
Penembakan yang terjadi hari Minggu itu melukai empat orang jemaat yang sedang mengikuti kebaktian dan seorang tewas yakni Pdt Susianti Tinulele, S.Th yang terkena peluru di bagian kepala. Selain Desrianti yang mengalami luka tembak, tiga lainnya adalah Farid Palengku (15), luka pada kaki kiri, Rismidianto (18), luka pada kaki kiri tembus lutut, Listiani Ampo (15), luka tembak di bagian paha kiri. Para korban yang saat ini masih dirawat di RSU Budi Agung terlihat mulai membaik.
Next Page: 1 | 2 |
|