LAI: Tidak Pernah Terbitkan 'Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan'
Badan Pengurus LAI memberitahukan kepada seluruh umat Kristiani Indonesia, tidak pernah terbitkan Alkitab yang tidak memakai kata Allah dan diganti dengan Yahweh.
Tuesday, Apr. 5, 2005 Posted: 12:08:16PM PST
Badan Pengurus LAI memberitahukan kepada seluruh umat Kristiani Indonesia tidak pernah terbitkan Alkitab yang tidak memakai kata Allah dan diganti dengan Yahweh. Hal ini dilaporkan oleh Harian Komentar.
Badan Pengurus Lembaga Alkitab Indonesia memberitahukan kepada seluruh umat Kristiani dan Pimpinan Gereja di Indonesia, sehubungan dengan adanya orang yang mengaku sebagai konsultan/staf/karyawan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang mendorong dan menganjurkan pemakaian dan penyebaran 'Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan,' yakni Alkitab yang tidak memakai kata Allah dan telah diganti dengan kata Yahweh, bahwa: LAI tidak pernah mempunyai konsultan/staf/karyawan yang bertugas untuk pengedaran/penyebaran kitab tersebut.
“LAI tidak pernah menerbitkan, mencetak apalagi menyebarkan Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan; karena itu apabila di Jemaat Kristiani beredar Alkitab dengan nama Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan, jelaslah Alkitab tersebut bukan terbitan LAI. Dan LAI tidak bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dan perilaku orang-orang tersebut.” jelas Ketua Umum LAI Prof Dr Liem Khiem Yang dan Sekretaris Umum Drs Supardan MA.
LAI telah meneliti isi atau substansi Kitab Suci Umat Perjanjian Tuhan, dan menyimpulkan bahwa Kitab Suci tersebut adalah Alkitab terbitan LAI 1974 dengan diadakan penggantian kata ALLAH menjadi kata YAHWEH, sehingga di dalamnya terdapat unsur penjiplakan atau penggandaan tanpa seizin penerbit, dalam hal ini LAI, yang mempunyai konsekuensi hukum, berdasarkan UU. No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta.
Pemberitahuan tersebut disampaikan oleh LAI dengan maksud agar jemaat Kristiani Indonesia bersikap tenang, waspada, kritis dan dengan arif menyaring, serta menguji setiap Roh yang akan menyesatkan melalui isu sekitar nama ALLAH dalam Alkitab.
“Hendaknya kita juga tidak terkecoh oleh usaha pengalihan Umat Kristiani untuk terus bertekun memberitakan Kabar Baik dari Tuhan kepada umat manusia,” demikian isi dari surat pemberitahuan tertanggal 16 Maret 2004 tersebut, yang telah diedarkan ke seluruh lembaga-lembaga gerejani di Indonesia.
Yunita Tjokrodinata
|