Samaritan's Purse Membangkitkan Semangat Para Korban Tsunami Untuk Kembali Bekerja
Wednesday, Feb. 23, 2005 Posted: 1:27:33AM PST
|
Franklin Graham (tengah) mengunjungi Aceh, daerah yang paling parah terkena gempa tsunami. Graham akan mengunjungi dua negara lainnya yaitu Srilanka dan India. Foto : Samaritan's Purse |
Organisasi bantuan Kristiani, Samaritan's Purse kembali memberikan program bantuan jangka panjang kepada para korban tsunami di kawasan Asia Tenggara.
Setelah mengirimkan bantuan darurat berupa peralatan-peralatan medis dan tim relawan pada 25 Desember lalu ke negara-negara kawasan Asia yang terkena gempa tsunami, kini Organisasi Kaum Samaritan mengirimkan kembali bantuan jangka panjang berupa peralatan antara lain kapal nelayan, jala ikan, dan ternak hewan yang dapat menunjang kehidupan para masyarakat terkena bencana.
Organisasi Samaritan's Purse mengirimkan 1000 buah kapal nelayan beserta sampan dan jala buat menangkap ikan ke wilayah Aceh karena sebagian besar penduduk disana menggantungkan kehidupan ekonominya dari hasil penangkapan ikan.
Selain itu, Samaritan juga mengirimkan bantuan berupa mesin jahit, alat pemarut kelapa dan peralatan sederhana lainnya yang mampu memperbaiki kehidupan masyarakat kembali pada kehidupan normal.
Pimpinan Samaritan's Purse mengatakan bantuan kemanusiaan difokuskan kepada negara Srilanka, Indonesia dan India.
Ivan Giesbrechg, juru bicara bantuan kemanusiaan mengatakan bantuan perahu disumbangkan kepada penduduk yang sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai nelayan.
Samaritan memiliki 6-8 anggota stafnya yang ditempatkan di beberapa lokasi bencana dan diawasi langsung oleh staf lokal.
Organisasi ini juga memberikan sumbangan berupa ternak hewan seperti kambing, sapi, ayam dan bebek.
“ Ini adalah salah satu jalan sederhana yang dapat membuat masyarakat kembali bekerja untuk sementara waktu,” kata Giesbrechg. “ Masyarakat dapat menggunakan ternak hewan untuk menghasilkan susu atau makanan lain yang dapat diolah, ini akan membantu menyokong kehidupan ekonomi mereka.”
Yunita Tjokrodinata
|