WCC Mengantisipasi "Fase Baru" dalam Dialog Antar Agama
Friday, Jun. 3, 2005 Posted: 11:22:50AM PST
|
Mengunjungi WCC pada bulan Desember 2003, presiden Iran Mohammad Khatami (kanan) berbicara mengenai dialog antar agama dan hubungan-hubungan internasional. (c)WCC |
Saat perwakilan dari komunitas-komunitas iman penting di dunia bersiap untuk bertemu di Jenewa pada tanggal 7-9 Juni 2005, para pemimpin Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches-WCC) telah mengekspresikan harapan bahwa peristiwa itu akan menyediakan sebuah dorongan baru untuk dialog antar agama.
Mengenali kesulitan yang dihadapi hubungan-hubungan antar agama yang dalam banyak konteks diprovokasi oleh konflik dan migrasi, "Critical Moment Conference" berharap untuk menandakan sebuag pergantian dalam pendekatan ke dialog antar agama.
Konferensi itu diorganisir oleh WCC dan akan melibatkan lebih dari 120 pemimpin Muslim, Yahudi, Buddhist, Kristiani, Hindu dan pemimpin agama lain, akademisi, aktivis hak asasi manusia, pekerja-pekerja kemanusiaan, jurnalis, dan orang-orang berpengalaman yang bekerja di tradisi-tradisi agama dan dari seluruh wilayah.
"Pertanyaannya tidak lagi mengapa kita memerlukan dialog akan tetapi lebih kepada bagaimana ita mentransformasi dialog menjadi hidup berdampingan yang damai; bagaimana kita menerjemahkan dialog menjadi tindakan bersama?" kata Catholicos Aram I, moderator dari komite pusat WCC.
"Adalah harapan kita bahwa konferensi ini dapat menginisiatifkan sebuah proses yang bertujuan untuk memperdalam dan memperbesar bidang/jangkauan dari refleksi dan kolaborasi antar agama."
Sekjen WCC Rev. Dr Samuel Kobia memprediksi, konferensi itu akan "melihat sunguh-sungguh" pada tantangan dari kekerasan dan prasangka yang merusak dialog. "Dialog antar iman tetap menjadi sebuah prioritas tinggu untuk WCC, tetapi sekarang ada sebuah kebutuhan untuk bergerak ke fase yang baru, masuk kedalam dialog tentang kehidupan, masyarakat, dan etika dimana semua orang berjuang didalamnya."
Pembicara dari event tersebut akan memasukkan nama-nama yang begitu penting dalam dialog antar iman seperti Swami Agnivesh, Dr Asghar Ali Engineer, Rabbi Ehud Bandel, Prof. Rita M. Gross, H.E. Seyyed Ali Abtahi, Prof. Tariq Ramadan, Rabbi Naamah Kelman, Mr Cemal Usak, Prof. Anant Rambachan, Dr Homi Dhalla, Ven. Lama Denys Teundroup, Dr Vinu Aram, Dr Wande Abimbola, Dr Heba Raouf Ezzat, Dr Nana Kobina Nketsia V, Mr Chaiwat Satha-Anand, dan Rev. Valson Thampu.
Konferensi itu juga merupakan sebuah usaha untuk merespon beberapa pertanyaan dan kepedulian. Pertemuan itu bercita-cita untuk mengacu pada beberapa isu-isu kritis yang dihadapi dialog antar agama saat ini. Secara lebih spesifik, konferensi itu akan:
- Meninjau apa yang telah dicapai dan diusahakan dalam kerjasama dan dialog antar agama;
- Memfasilitasi sebuah jembatan percakapan diantara mereka yang cenderung berfokus pada dialog antar agama dan mereka yang berkonsentrasi pada usaha-usaha kooperatif mengenai isu-isu keadilan sosial walaupun ada perbedaan agama; dan
- Mengidentifikasi cara-cara kreatif, prioritas dan kesempatan untuk pekerjaan masa depan dalam hubungan dan dialog antar agama.
Untuk keterangan mengenai konferensi itu, kunjungi: www.oikoumene.org/interreligious.html
Sandra Pasaribu
|