Paus Menyatakan Dukungan Terhadap Persatuan Kristiani Dalam Kunjungan Pertama
Monday, May. 30, 2005 Posted: 9:05:47PM PST
|
Umat Katolik berkumpul di sebuah teater di udara terbuka untuk mengikuti misa yang dipimpin Paus Benediktus XVI untuk menutup Kongres Ekaristi Nasional ke24 di Bari, sebelah selatan Italia, Minggu, 29 Mei 2005. Itu merupakan perjalanan pertamakalinya Benediktus ke luar dari Roma setelah pelantikannya sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma ke 265 pada 19 April. (AP Photo/Gregorio Borgia) |
|
Paus Benediktus XVI memberikan berkatnya pada penutupan sebuah kongferensi nasional mengenai Ekaristi, sebuah topik refleksi utama bagi Gereja Katolik di Bari, Italia Selatan, Minggu, 29 Mei 2005. Benediktus berjanji untuk bekerja mengakhiri keretakan berumur 1.000 tahun dengan Gereja Orthodox, mengirimkan sebuah pesan atas kesembuhan dari sebuah kota yang mempunyai kaitan erat dengan Orthodox. (AP Photo/Pier Paolo Cito) |
Paus Benediktus mengadakan perjalanan keluar yang pertama kalinya sejak masa penahbisannya pada hari Minggu dan kembali berusaha membangkitkan kepedulian gereja-gereja lain dengan berjanji untuk bekerja “dengan seluruh energi saya” untuk mempromosikan persatuan diantara cabang-cabang Kristiani yang terpisah.
Paus juga mencela dunia yang ditandai dengan konsumerisme yang tak terkendalikan dan perbedaan religius yang sering tampaknya menaruh Tuhan di pojok. Dan ia mendesak umat Katolik untuk menjaga hari Minggu tetap spiritual.
Hanya enam minggu setelah pemilihannya, Benediktus diterbangkan oleh helikopter dari Vatikan ke kota pelabuhan Bari di sebelah selatan Italia untuk memimpin sebuah misa penutupan kongres Gereja nasional yang diikuti sekitar 200.000 orang.
Bari adalah sebuah kota yang signifikan untuk hubungan-hubungan antar Gereja, dimana itu adalah tempat dikuburnya St. Nicholas, seorang uskup Asia Minor abad ke 4 yang dihormati baik oleh Gereja-gereja Barat maupun Gereja Orthodox.
"Tepat disini di Bari, kota yang menjaga tulang-tulang dari St. Nicholas, sebuah tanah dari pertemuan dan dialog dengan saudara-saudara Kristiani kita dari Timur, saya mengulangi tujuan saya untuk mengambil komitmen fundamental untuk bekerja dengan seluruh energi saya untuk membangun kembali persatuan penuh dan terlihat dari semua pengikut-pengikut Kristus, " kata Benediktus.
"Bagaimana kita dapat berkomunikasi dengan Tuhan jika kita tidak berkomunikasi diantara kita sendiri.”
Ia mendesak seluruh umat Kristiani untuk tidak membiarkan jiwa-jiwa mereka untuk digerogoti oleh "rayap-rayap kebencian" mengenai masa lalu melainkan untuk "belajar dari pengajaran besar akan pengampunan."
Ia mengatakan umat Kristiani di abad 21 mempunyai tugas sulit untuk hidup menjalani iman mereka dalam dunia yang ditandai oleh “konsumerisme yang tak terkendali, perbedaan religius dan sebuah sekularisme yang sangat dekat dengan apapun yang transenden."
Mengulangi sebuah ungkapan yang ia gunakan pada penahbisannya bulan lalu, ia mengatakan landscape spiritual dunia terkadang tampak seperti padang gurun yang besar, menakutkan dan keras.
Sandra Pasaribu
|