Paus Benediktus XVI Dinobatkan
Paus Benediktus XVI dinobatkan sebagai Pemimpin ke-265 Gereja Katolik Roma dalam sebuah misa penobatan di pelataran Basilika Santo Petrus
Monday, Apr. 25, 2005 Posted: 10:47:28AM PST
Paus Benediktus XVI dinobatkan sebagai Pemimpin ke-265 Gereja Katolik Roma, Minggu (24/4) ini, dalam sebuah misa penobatan di pelataran Basilika Santo Petrus.
Melalui misa yang dimulai pukul 10.00 waktu setempat (15.00 WIB) itu, Paus Benediktus XVI resmi sebagai pemimpin lebih dari satu miliar umat Katolik di dunia.
Proses pelantikan akan diawali saat Paus Benekditus XVI berziarah ke makam almarhum Paus Yohanes Paulus II di Basilika Santo Petrus. Setelah itu Paus akan menerima simbol resmi kepausan yaitu sebuah pallium (kain dengan dekorasi salib) serta sebuah cincin Penjala Manusia.
Lebih dari setengah juta orang diperkirakan memenuhi lapangan St Petrus serta jalan-jalan disekitarnya. Umat Katolik berdatangan dari seluruh penjuru dunia, termasuk sekitar 10 ribu orang dari Jerman.
Delegasi 140 negara juga turut hadir dalam upacara pelantikan tersebut, termasuk 36 kepala negara dan pemerintahan. Diantaranya Presiden Jerman Horst Koehler serta Kanselir Jerman Gerhard Schroeder. Pelantikan juga dihadiri para pemimpin umat Islam dan Yahudi.
Dalam homilinya, Paus mengatakan bahwa mencintai juga berarti siap menderita. Tetaplah berpegangan pada kasih dan cinta serta mengejar kebenaran dari Tuhan yang terkadang membuat kita menderita. Akan tetapi, hal itu akan membuat dunia menjadi lebih indah dan tenang daripada tidak memegang cinta yang membuat dunia hancur.
Dia mengutip homili Paus Yohanes Paulus II saat diinaugurasi menjadi Paus ke-264 pada tahun 1978, yakni kalimat yang terkenal, "Jangan takut!" Kalimat itu dikutip untuk menegaskan bahwa mengajarkan hal yang benar tidak harus membuat takut.
Dia juga menyerukan persatuan yang lebih erat di antara sesama Kristen, menjanjikan dialog dengan kaum Muslim serta Yahudi.
Saat menyampaikan homili, Paus mengutip banyak perumpamaan, yang memperlihatkan bahwa dia adalah seorang pemimpin yang bukan mengejar kekuasaan duniawi, tetapi kemuliaan hidup.
Paus mengambil contoh seekor domba yang memiliki simbol dengan makna mendalam. Di zaman kuno di Timur domba menjadi simbol rakyat dan raja adalah gembalanya. Domba adalah simbol kekuasaan, di mana seorang raja bisa mengatur domba sekehendak hati.
"Beda jika gembala yang dimaksud adalah gembala bagi semua umat manusia atau sebagai perwakilan dari Tuhan yang hidup. Dalam konteks itu, gembala juga sekaligus menjadi sebuah domba, berdiri di samping domba, yang tertindas dan teraniaya. Inilah cara bagi Dia (Tuhan) memperlihatkan diri sebagai gembala yang benar."
"Aku adalah Gembala yang Baik. ... aku memberikan nyawaku bagi domba-dombaku," Paus mengutip Kitab Yohanes 10 Ayat 14 dan seterusnya.
"Bukan kekuasaan, tetapi kasihlah yang menyelamatkan kita! Inilah simbol dari Tuhan. Dia sendiri adalah kasih, yang mengalahkan setan dan menciptakan dunia yang baik."
Dalam homili itu, Paus Benediktus XVI juga menekankan soal kesabaran. "Kita kadang menderita demi meniru kesabaran Tuhan dan kita memang memerlukan kesabaran. Tuhan yang menjadi seekor domba mengajarkan kepada kita bahwa dunia diselamatkan oleh Dia yang disalibkan, bukan oleh yang menyalibkan. Dunia diselamatkan oleh kesabaran Tuhan," demikian homili tersebut.
Next Page: 1 | 2 |
Eva N.
|