Sinyal Asap Hitam Menandakan Tidak Ada Paus Baru Terpilih
Asap hitam mengepul dari cerobong Kapel Sistine pada Senin, pertanda para kardinal belum menemukan pengganti Paus Yohanes Paulus II
Tuesday, Apr. 19, 2005 Posted: 2:32:10PM PST
|
Asap hitam mengalir dari cerobong atap Kapel Sistine, Vatikan, Senin 18 Aoril, menandakan paus baru belum terpilih. (AP Photo/ Gregorio Borgia) |
|
Sekitar 40,000orang ebrkerumun di lapangan St.Peter menunggu untuk melihat sinyal asap dari atap Kapel Sistine di Vatikan, Senin, 18 April 2005. (AP Photo/ Gregorio Borgia) |
Asap hitam mengalir dari cerobong Kapel Sistine pada hari Senin, 18 April, menandakan para kardinal belum dapat memilih paus yang baru di hari pertama pemungutan suara.
"Tampaknya putih. … Oh tidak, tidak, itu hitam!” dilaporkan Radio Vatikan saat asap samar-samar muncul untuk pertama kalinya dan kemudian dengan cepat menggelap.
Asap akan keluar dari ballot yang dibakar, yang akan memberikan kata-kata pertama dari konklaf, putih berarti paus yang baru, hitam menunjukkan pertemuan itu akan dilanjutkan pada hari Selasa.
Setidaknya 40.000 orang menunggu di Lapangan St. Peter. Suasana harapan dan tegang tampak pada orang-orang yang berkerumun di cuaca yang dingin. “Kami kira itu (asap) adalah putih, tapi kemudian menjadi hitam. Saya mempunyai perasaan kecapaian diikuti dengan kekecewaan,” kata Harold Reeves, 35, seorang pelajar teologi dari Washington.
Bahkan sebelum konklaf dimulai, Kardinal Jerman Joseph Ratzinger, bernada mendesak dalam homilinya di sebuah misa khusus, memperingatkan gereja harus mengambil garis tegas menegani penurunan moral dan “kediktatoran dari relavitisme” yang disebutnya menyerang ide kebenaran absolut.
"Mempunyai iman yang jelas, berdasarkan pengakuan gereja, sering dilabelkan sebagai fundamentalisme saat ini,” kata Ratzinger, 78, yang merupakan kepala pengawas doktrin Vatikan sejak 1981. "Sedangkan relavitisme, yang membiarkan diri sendiri tercampur aduk dan ‘terbawa oleh setiap angin pengajaran,’ tampaknya adalah sikap yang satu-satunya diterima oleh standar saat ini.”
Ia mengingatkan tugas di depan bagi para kardinal, yang harus tetap tidak berhubungan dengan dunia luar sampai mereka dapat memilih paus yang baru.akan melanjutkan proses pemilihan kedua hari ini. Bila pemilihan sesi pertama pagi juga belum diperoleh kesepakatan mengenai calon paus ke-265, para kardinal akan melakukan dua sesi pemilihan lagi.
Konklaf dimulai setelah para kardinal melewati masa berkabung selama sembilan hari. Acara dimulai dengan mengucapkan janji kerahasiaan dan kesetiaan yang dipimpin oleh Kardinal Jerman Joseph Ratzinger dan dilanjutkan dengan doa bagi kelancaran konklaf. Kemudian, para kardinal berjalan dari Istana Apostolik menuju Kapel Sistine. Selama prosesi ini, para kardinal melantunkan litani orang suci. Iring-iringan diawali para putra altar yang membawa lilin panjang dan salib. Kemudian rombongan kardinal masuk ke dalam Kapel Sistine yang dijaga ketat dan tidak ada yang diperbolehkan masuk.
Untuk terpilih, seorang kandidat Paus harus memperoleh 2/3 suara dari keseluruhan, yaitu 77 suara. Ketika sudah terpilih Paus baru, maka asap putih akan mengepul dari Kapel Sistine dan lonceng di Basilika St Peter akan dibunyikan.
Saat ini 115 kardinal dari seluruh dunia akan memilih Paus baru, untuk meneruskan tahta kepausan menggantikan almarhum Paus Yohanes Paulus II. Sejak hari Minggu, 17 April, seluruh kardinal peserta konklaf telah diasingkan dan ditempatkan di wisma Santa Martha, tidak jauh dari Kapel Sistine, tempat konklaf berlangsung.
Sandra Pasaribu
|