Pemimpin-pemimpin Religius Desak WTO Promosikan Perdagangan Adil
Desakan untuk adanya perubahan dalam aturan perdagangan internasional yang ada dinyatakan dalam sebuah petisi yang ditanda-tangani oleh lebih dari 180 pemimpin religius
Friday, Apr. 15, 2005 Posted: 1:09:40PM PST
|
Direktur WTO untuk hubungan luar Mr Alain Frank (kiri) menerima petisi Trade for People Petition dari sekjen WCC Rev. Dr Samuel Kobia. WCC Photo |
|
Pemimpin dari beberapa organisasi Kristiani dan ekumenikal mengadakan pertemuan pada tanggal 13 April 2005 dengan perwakilan dari World Trade Organization (WTO). Dari kiri ke kanan: Mr. Peter Prove (LWF), Prof. Elizabeth Tapia (Bossey Ecumenical Institute), Rev. Dr Samuel Kobia (WCC), Rev. Dr Setri Nyomi (WARC), Dr Aruna Gnanadason (WCC), Mr Alain Frank (WTO), Mr Bernard Kuiten (WTO), Mr Bernhard Herold (Brot für Alle). WCC Photo |
Desakan untuk adanya perubahan dalam aturan perdagangan internasional yang ada dinyatakan dalam sebuah petisi yang ditanda-tangani oleh lebih dari 180 pemimpin religius. Sekjen Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches- WCC) Rev. Samuel Kobia menyerahkan petisi itu kepada World Trade Organization, Rabu, 13 April.
"Kami mencari dunia dimana sistem perdagangan global memberikan proritas kepada orang-orang yang hidup di dalam kemiskinan,” kata Kobia yang memimpin delegasi yang diorganisir oleh Aliansi Pembelaan Ekumenikal (Ecumenical Advocacy Alliance), sebuah kelompok yang terdiri lebih dari 85 gereja dan organisasi Kristiani di sleuruh dunia.
Petisi itu mendesak pemerintahan untuk merubah aturan dan praktek-praktek internasional yang mengatur perdagangan, untuk memberikan prioritas kepada hak asasi manusia dan perlindungan terhadap lingkungan, dan memberantas kemiskinan.
World Trade Organization (WTO) yang berbasis di Jenewa adalah sebuah organisasi internasional perdagangan global yang berurusan dengan aturan-aturan perdagangan antara negara-negara dan wilayah.
"Standar biblikal untuk kegiatan ekonomi adalah keadilan dan berpihak pada yang miskin,” kata Kobia. "Pandangan ini tidak boleh dikurangi hanya untuk semata-mata (adanya) persamaan kesempatan untuk semua individu berkompetisi tanpa halangan.”
Presentasi ini merupakan bagian dari "Global Week of Action on Trade" 10-16 April, yaitu sebuah inisiatif dari masyarakat sosial, organisasi non pemerintah dan komunitas-komunitas iman di seluruh dunia, yang mana jutaan orang lebih dari 80 negara akan mengambil tindakan untuk menyerukan keadilan dalam perdagangan.
Petisi itu menyatakan, “Kami percaya bahwa perdagangan harus mempromosikan kesejahteraan manusia, komunitas yang berkelanjutan dan keadilan ekonomi, dan bahwa pemerintah-pemerintah harus mampu menetapkan kebijakan perdagangan untuk mengamankan hak semua orang, terutama mereka yang hidup di dalam kemiskinan.”
Anggota-anggota lain dari pertemuan delegasi dengan pejabat-pejabat WTO termasuk Rev. Setri Nyomi, sekretaris jenderal dari World Alliance of Reformed Churches (Aliansi Gereja-gereja Reformed Dunia); Peter Prove, bertanggung jawab untuk masalah-masalah internasional dan hak asasi manusia di Lutheran World Federation (Federasi Lutheran Dunia); dan Yves Soudan dari Franciscans International.
Sandra Pasaribu
|