Para Kardinal Bersiap Mengadakan Pertemuan untuk Merencanakan Konklav
Banyak yang berharap Paus yang baru dapat menyamai Yohanes Paulus II
Monday, Apr. 11, 2005 Posted: 3:34:25PM PST
|
Para Kardinal berkumpul pada suatu misa di Vatikan. (AFP/ Thomas Coex) |
|
Calon-calon yang diperkirakan menjadi kandidat kuat pengganti menjadi penerus almarhum Paus Yohanes Paulus II. |
Pemikiran umat Katolik terarah ke pada siapa yang mungkin menggantikan paus terkasih mereka saat para kardinal, diam oleh suatu ikrar agar tidak mengungkapkan pemikiran mereka, bersiap untuk bertemu lagi pada hari Senin untuk merencanakan konklav minggu depan untuk memilih seorang pemimpin yang baru.
Salah satu dari kardinal yang utama yang merayakan misa di sekitar Roma pada hari Minggu lalu dengan lembut meminta orang beriman untuk berhenti berspekulasi tentang kemungkinan pengganti Paus Yohanes Paulus II.
“Mari kita (dengan) tidak sia-sia dan tidak terlalu manusiawi ingin tahu lebih awal (mengetahui sebelum waktu yang ditetapkan ) siapa (pengganti paus) berikutnya,” kata Kardinal Camillo Ruini, vikaris (wakil paus) untuk Roma, dalam suatu Misa untuk almarhum paus di Basilika St. Peter dalam masa sembilan hari resmi Vatikan untuk berkabung bagi Yohanes Paulus.
" Mari kita sebaiknya bersiap untuk menerima dalam doa, kepercayaan dan kasih ia yang Tuhan pilih untuk kita," kata Ruini, yang memimpin misa itu bersama Kardinal Krakow Franciszek Macharski.
Meski demikian, pengganti paus tetap berada dalam pikiran dari sedikit peziarah yang dengan berani berkeluyuran pada waktu hujan, melihat-lihat foto, penanggalan dan tandamata lain dari Yohanes Paulus II yang dijual di Lapangan St. Peter.
" Saya akan bahagia jika ia bukan orang Italia," kata Romina Abbadini dari San Benedetto del Tronto di Italia. " Siapa yang mengetahui bahwa seorang paus Polandia dapat melakukan begitu banyak hal untuk negerinya? Barangkali paus dari Amerika Selatan akan dapat melakukannya begitu banyak untuk negara-negara itu."
Angela Langedijk, seorang perempuan Belanda yang hidup di Zurich mengusulkan Paus dari Afrika.
"Saya pikir itu akan memberi kesempatan yang baik bagi Afrika untuk menunjukkan sesuatu dari kulturnya yang tidak bisa ditunjukkan sekarang, dan saya pikir itu akan bersifat baik karena kebanyakan Katolik bukan kulit putih dan dan kita selalu mempunyai paus kulit putih," katanya.
Nama-nama yang muncul sebagai penerus kepausan mungkin meliputi dari Amerika Latin, seperti Kardinal Claudio Hummes dari Brazil dan Kardinal Oscar Andres Rodriguez Maradiaga dari Honduras, dan seorang pejabat Vatikan dari Afrika: Kardinal Francis Arinze dari Nigeria.
Eropa mencantumkan Kardinal Belgia Godfried Danneels, Kardinal Christoph Schoenborn dari Austria dan Kardinal Jerman Joseph Ratzinger. Italia meliputi Kardinal Dionigi Tettamanzi, Kardinal Giovanni Battista Re.
Tetapi Yohanes Paulus tetap tinggal paling di pikiran dari banyak orang di St. Peter saat mereka mengerling dengan kesepian ke jendela yang memperlihatkan lapangan darimana paus biasanya menyambut orang beriman pada hari Minggu selama 26 tahun masa kepausannya.
Pejabat Vatikan diharapkan hari ini untuk mengumumkan pembukaan kembali ruang bawah tanah basilika dimana jenasah Yohanes Paulus berada. Penutupannya dilihat sebagai salah satu cara untuk mengosongkan kota Roma dari berjuta-juta peziarah yang memadati ibukota untuk pemakaman paus.
Next Page: 1 | 2 | 3 |
Sandra Pasaribu
|