Novendial, Masa Berkabung bagi Vatikan
Monday, Apr. 11, 2005 Posted: 1:54:23PM PST
Terhitung sejak hari pemakaman Paus Yohanes Paulus II, Vatikan memulai masa berkabung selama 9 hari yang disebut dengan Novendial. Ini merupakan saat penting, yang mana perayaan misa arwah di Basilika Vatikan memiliki dimensi ekumenis dan universalitas yang mengungkapkan ekspresi iman akan Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolis, hal itu dilaporkan oleh salah seorang koresponden Mirifica, situs berita Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), dari Roma.
Perayaan Misa arwah novendial bagi Paus Yohanes Paulus II diatur dengan prosesi perayaan dengan intensi sebagai berikut:
Hari pertama, Jumat, 8 April 2005, perayaan misa pemakaman yang dihadiri seluruh gembala, para pejabat tinggi negara dan umat Allah.
Hari kedua, Sabtu, 9 April jam 5 sore, secara khusus diperuntukkan bagi umat beriman di Kota Vatikan. Yang memimpin perayaan ekaristi adalah Imam ketua Patriarkal Basilika Vatikan.
Hari ketiga, Minggu, 10 April, jam 5 sore, secara khusus dipersembahkan bagi Gereja di Roma, karena itu perayaan misa dipimpin oleh Vikariat Jeneral Roma, Kardinal Camillo Ruini.
Hari keempat, Senin, 11 April, jam 5 sore, dipersembahkan bagi Kapitoli Basilika Patriarkal, yang merupakan Kardinal dengan tahta keuskupan di Basilika Santa Maria Maggiore.
Hari kelima, selasa, 12 April, Jam 5 sore, misa dipersembahkan secara khusus bagi Kapel Kepausan.
Hari keenam, rabu, 13 April, jam 5 sore, misa dipersembahkan bagi Kuria Romawi (kalangan pegawai yang bekerja dalam seluruh departemen Romawi)
Hari ketujuh, kamis, 14 April, jam 5 sore, perayaan misa dipersembahkan bagi Gereja Ritus Timur, yang akan dipimpin oleh Batrik Antiokia dengan ritus maronit.
Hari kedelapan, jum’at, 15 April, jam 5 sore, perayaan misa dipersembahkan bagi seluruh anggota lembaga hidup bhakti dan lembaga hidup kerasulan.
Hari terakhir, sabtu 16 April, jam 5 sore, dipersembahkan bagi Kapel Kepausan. Misa akan dipimpin oleh Kardinal proto diakon Dewan para Kardinal.
Ketua Liturgi Kepausan, Uskup Piero Marini mengatakan, masa-masa berkabung merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan yang terjadi selama masa kekosongan Tahta Apostolis. Setidaknya, pada masa kekosongan seperti ini ada dua makna penting yang bisa ditimba. Khususnya dari teks-teks yang mengawali perayaan liturgi baik pada misa pemakaman maupun pemilihan Paus baru.
“Dalam ritus pemakaman, Gereja menunjukkan imannya atas kemenangan Kristus yang telah bangkit yang mengalahkan dosa dan maut. Iman semacam ini diungkapkan secara khusus melalu pemakaman Uskup Roma melalui mana tugas kegembalaan yang beliau emban bagi Gereja telah memberikan peneguhan iman bagi semua gembala dan seluruh kaum beriman,” katanya.
“Selain itu, pada saat Gereja merayakan proses pemilihan pengganti Petrus, Gereja yang secara khusus berada dalam kesatuan dengan para gembala kudus, terlebih dalam kesatuan dengan para kardinal yang akan memilih, memohon kepada Allah Paus yang baru yang merupakan ungkapan Penyelenggaraan illahi dan karunia kebaikan Allah bagi Gereja.”
Nofem Dini
|