Gereja Inggris dan Evangelikal Mengeksplorasi Penginjilan Jaman Spiritual
Thursday, Mar. 31, 2005 Posted: 7:49:53PM PST
Inggris, yang dulu merupakan sebagian kekuatan paling berpengaruh dalam Kekristenan, telah menjadi lebih dan lebih terbangun untuk melihat kebutuhan mendesak untuk mereformasi pendekatan penginjilannya, untuk menyelamatkan menurunnya jumlah yang hadir di gereja.
Sebuah laporan baru berjudul "Evangelism in a Spiritual Age" yang diterbitkan oleh Gereja Inggris, telah menunjukkan sebuah riset yang dilakukan oleh sekelompok penginjil-penginjil terkemuka dan kesimpulan yang diambil setelah analisa.
Prakata buku itu yang ditulis oleh Rt Revd Graham Cray, Uskup Maidstone, menggaris-bawahi tantangan-tantangan yang dihadapi oleh gereja-gereja di Inggris saat ini. Walaupun 72 persen dari keseluruhan populasi menggambarkan diri mereka sebagai Kristiani, figur itu tidak terlihat didalam jumlah kehadiran di gereja. Gereja mengkhawatirkan, tidak hanya kongregasi yang menurun tetapi penelitiannya juga menemukan 60 persen dari orang dewasa dan anak-anak telah "secara budaya diatas jangkauan" pendekatan penginjilan tradisional.
Rev Cray mengatakan, "Kenaikan menakjubkan dalam laporan pengalaman spiritual diantara orang dewasa ini harus dianggap sangat serius...berbagai macam pengalaman spiritual jelas merupakan elemen kunci dalam penginjilan dewasa kontemporer, terutama dengan mereka yang mempunyai sedikit atau tidak ada sama sekali hubungan dengan Gereja."
"Itu adalah situasi yang mensyaratkan tidak hanya ekspresi segar dari gereja tetapi juga ekspresi segar dari penginjilan."
Rev Cray sebagai ketua dari kelompok yang mengerjakan laporan "Mission-shaped Church" yang laris terjual dan menstimulasi gereja-gereja di Inggris Raya untuk mencari "ekspresi segar", telah bergerak ke langkah yang lebih jauh dan memanggil adanya reformasi dalam pendekatan penginjilan.
Walaupun jumlah besar jemaat menghilang dari gereja, lebih banyak orang saat ini berpaling ke agama lain, filsafat, kelompok-kelompok New Age, kepercayaan sihir dan kepercayaan sesat untuk melegakan kehausan rohani mereka didalam era kelaparan rohani ini.
Akan tetapi, berdasarkan penelitian yang dibawa oleh Diocese of Coventry pada proyek mereka 'Beyond the Fringe’ pada tahun 2003, ada "enam pertanyaan yang tidak akan pergi" bagi mereka yang mencari spiritualitas tetapi tidak mencari jawabannya di gereja, adalah:
- Mengapa kita ada disini?
- Apa yang terjadi setelah kita pergi?
- Jagat raya: kebetulan atau desain?
- Apakah ada Tuhan?
- Bagaimana dengan supranatural?
- Mengapa ada begitu banyak penderitaan di dunia?
Para evangelikal menyarankan bahwa ketertarikan yang sama dalam beberapa pertanyaan fundamental mengenai pengalaman manusia, dapat menjadi saluran untuk mengarahkan orang ke pengajaran-pengajaran Kristiani. Mereka menyemangati pejabat tradisional gereja untuk menargetkan penginjilan kepada mereka yang tidak bergereja ini, yang merupakan ateis atau mempunyai kepercayaan sesat tetapi sungguh-sungguh mencari kerohanian yang lebih dalam.
Dalam salah satu bab dari buku tersebut, Rob Frost, direktur dari Share Jesus International, mengatakan, "Jutaan orang ditangkap dalam tren sosial dari eksistensialisme, fatalisme, budaya klub malam, pencarian arti hidup dan gerakan pengembangan pribadi. Mereka mencari spiritualitas yang bekerja. Tren-tren ini memberikan kita kesempatan menakjubkan untuk menyatakan pesan Krsitiani."
Next Page: 1 | 2 |
Nofem Dini
|