Paus Menghibau Perdamaian Bersama Pemimpin Agama Azerbaijan
Friday, Dec. 3, 2004 Posted: 4:12:40PM PST
Paus Yohanes Paulus II mengimbau agar Azerbaijan mengakhiri kekerasan di wilayah mereka, bersama dengan para pemimpin agama Yahudi, Islam, dan Orthodoks Rusia dari Azerbaijan saat Paus menyambut mereka di Vatikan, 18 November.
Paus mengatakan, " Kami, umat Islam, Yahudi, dan Kristen, bersama-sama ingin menghimbau umat manusia, atas nama Tuhan dan peradaban, agar mengakhiri kekerasan yang kejam ini dan mengupayakan cara penuh cinta kasih dan adil bagi semua orang, itu merupakan jalan dari agama-agama kita. กฐ
Paus mengatakan, para pemimpin agama yang sedang berkunjung tersebut bersama-sama menyampaikan imbauan ini dan kunjungan itu bisa menjadi simbol bagi dunia. กฐ Toleransi itu mungkin dan memuat suatu nilai peradaban yang menjadi landasan bagi pengembangan umat manusia, sipil, dan masyarakat yang lebih luas dan semakin bertanggung jawab, " lanjutnya.
Dalam imbauannya, paus menegaskan bahwa tak seorang pun berhak memperkenalkan atau menggunakan agama-agama sebagai alat untuk melakukan tindakan intoleran, sebagai alat agresi, kekerasan, dan kematian. Persaudaraan dan saling menghargai di antara agama-agama jika didukung pula oleh komitmen untuk bersikap toleran dari orang-orang yang memimpin, mengandung sumber daya yang kaya akan perdamaian dan kemajuan otentik.
Para pengamat Gereja melihat bahwa pesan paus itu ditujukan kepada seluruh wilayah Caucasus karena ada kekhawatiran dalam diri para pemimpin agama Azerbaijan bahwa kekerasan yang terjadi di Chechnya, dan tempat-tempat lain mungkin merembet ke negara mereka. Negara-negara Caucasus meliputi Armenia, Azerbaijan, dan Georgia, yang terletak antara Caspian dan Laut Hitam. Azerbaijan berseberangan dengan Laut Caspian dari Kazakhstan, Turkmenistan, dan Uzbezistan. Negara-negara tersebut, seperti Azerbaijan dan Chechnya, berpenduduk mayoritas Muslim.
Paus Yohanes Paulus berharap perdamaian seutuhnya akan kembali terwujud di Azerbaijan dengan penyelesaian masalah Nagorno-Karabagh. Ini adalah daerah kantong yang dihuni mayoritas Etnis Armenia yang diperebutkan Azerbaijan dan Armenia setelah kemerdekaan mereka setelah runtuhnya Uni Soviet tahun 1991. Pertikaian berakhir 1994, mengakibatkan 30.000 orang tewas, lebih dari 1 juta orang menjadi tunawisma, dan sepertiga wilayah Azerbaijan berada di bawah kontrol Armenia. Tapi sebuah solusi akhir belum dicapai.
" Ini, seperti konflik-konflik lainnya, hendaknya diatasi dengan kehendak baik dan pencarian bersama akan saling pengertian dan keterbukaan, dan dengan semangat toleransi sejati, " kata paus.
Paus terlihat senang menyambut para pemimpin agama Azerbaijan. Ia mengatakan kepada mereka bahwa kunjungan mereka mengingatkan kunjungannya ke negara berpenduduk 7 juta orang itu pada 22-23 Mei 2002. Dia menyalami setiap pemimpin agama Azerbaijan secara pribadi. Ia menyebut Sheik-ul-Islam, pemimpin Presidency of the Muslims of the Caucasus, sebagai seseorang yang penuh pengorbanan diri mengupayakan perdamaian di sebuah wilayah yang sering terjadi konflik.
Ia menyambut Uskup Orthodoks Rusia Aleksandr Isheni dari Baku dan wilayah Kaukasia, dan mengatakan jalinan rasa hormat dan kasih sayang mengikat dia dengan gereja itu, yang beranggotakan sebagian besar umat Kristen.
Next Page: 1 | 2 |
Nofem Dini
|