Perkawinan itu Hanya Antara Lelaki dan Perempuan
Monday, Sep. 13, 2004 Posted: 8:18:21PM PST
Hanya perkawinan antara seorang lelaki dan seorang perempuan bisa menjamin keberlangsungan suatu masyarakat dan kebudayaannya, dan olehkarenanya tidak bisa disamakan dengan persatuan sama jenis. Demikian dikatakan Paus Yohanes Paulus II hari Sabtu (4/9) lalu Paus menyatakan keyakinan tersebut ketika menerima surat-surat kepercayaan dari Donald Smith, dutabesar Kanada yang baru untuk Takhta Suci. Pada waktu yang sama, Bapak Suci mengakui “sumbangan-sumbangan Kanada yang dermawan dan praktis untuk membangun suatu dunia yang damai, adil dan sejahtera.
"Selama beberapa generasi, rakyat Kanada sudah mengakui dan merayakan tempat perkawinan di hati masyarakat anda,” kata Paus, Paus menyatakan keprihatinan mengenai perubahah sosial yang cepat yang sedang melanda Kanada, negara di Amerika Utara. Paus menjelaskan: “Lembaga perkawinan, yang ditetapkan oleh Sang Pencipta dengan wujud dan maksudnya sendiri, serta dilestarikan dalam hukum moral, menuntut agar suami isteri yang berpartisipasi dalam kegiatan penciptaan Allah dengan melahirkan dan membesarkan anak-anak, saling melengkapi.”
"Dengan demikian suami-isteri menjamin keberlangsungan masyarakat dan kebudayaan, dan adalah haknya untuk memperoleh pengakuan hukum yang khusus dan tegas dari negara,” lanjut Bapak Suci. "Semua usaha-usaha untuk mengubah makna kata “suami-isteri” bertentangan dengan akal budi: jaminan hukum , yang sama dengan yang diberikan kepada perkawinan, tidak bisa diterapkan pada persatuan antara orang-orang sesama jenis tanpa menciptakan suatu pengertian yang tidak benar yang palsu mengenai wujud perkawinan,” Paus menambahkan.
Paus Yohanes Paulus II memang menyatakan kekagumannya terhadap Kanada. Kepada dutabesar Kanada yang baru, Paus mengatakan: “Memang sungguh, persaudaraan rakyat Kanada dengan negara-negara berkembang merupakan sifat yang dikenal baik dan dipuji. Ini terbukti, antara lain, dengan keterlibatan bangsa anda yang mengemuka dalam misi-misi menjaga perdamaian dan produksi obat-obatan yang murah bagi negara-negara miskin. Dan Paus menambahkan lagi: “Sehubungan dengan hal ini, seperti Yang Mulia telah mengamati selama 35 tahun hubungan diplomatik, Takhta Suci sudah bekerja bersama dengan Kanada dalam sejumlah projek-projek untuk perbaikan dan kemajuan rakyat dan komunitas-komunitas yang kurang beruntung, termasuk memajukan dan melaksanakan Konvensi Ottawa mengenai ranjau darat dan Organisasi Dagang Sedunia, dan perjanjian mengenai hak cipta dan kesehatan umum.” "Demikian pula bersama-sama dengan negara-negara lainnya, Kanada dan Takhta Suci telah berusaha keras untuk membawa stabilitas, perdamaian dan pembangunan bagi Kawasan Danau Raya (the Great Lakes Region) di Afrika,” kata Paus.
Akhirnya, Paus memuji keberhasilan Kanada dalam “proses integrasi komunitas-komunitas yang terdiri dari banyak dan berbagai etnis yang kini ditemukan di negeri tersebut. Hal ini menjelaskan kepada bangsa-bangsa lainnya bahwa hormat yang patut diberikan kepada setiap orang berakar dalam asal-usul yang sama dari semua orang lelaki dan perempuan, dan bukannya dalam fakta perbedaan-perbedaan antara bangsa-bangsa.” Dan Paus mengakhiri: "Inilah kebenaran yang luhur dan asasi mengenai pribadi manusia—yang diciptakan lelaki dan perempuan dalam citra dan keserupaan dengan Allah –yang merupakan dasar yang tidak bisa diubah bagi semua kebenaran anthropologis.”
Next Page: 1 | 2 |
|