Ketua Dewan Kepausan Untuk Komunikasi Sosial: 3 Prinsip Untuk Mengatasi Godaan Besar Periklanan
Saturday, Jul. 17, 2004 Posted: 10:30:57AM PST
LOYOLA, Spanyol, 15 Juli 2004 (Zenit) -- Satu di antara godaan-godaan yang penuh tipu muslihat dari periklanan adalah berusaha membuat orang percaya : “memiliki lebih penting dari berada (having is more important than being)” , kata seorang pejabat Vatikan
Untuk mengatasi masalah itu, Uskup Agung John Foley, Ketua Dewan Kepausan untuk Komunikasi social, menawarkan tiga prinsip kunci. Ketiga prinsip kunci itu adalah: “berada lebih baik dari memiliki” “tiap–tiap pribadi harus diperlakukan dengan hormat”, dan “bekerja untuk kebaikan bersama.” ( "being is better than having"; "each person must be treated with respect"; and "work for the common good." )
Uskup Agung Foley menyoroti prinsip-prinsip tersebut hari Rabu ( 15/7) lalu di Loyola, Spanyol, sesudah merayakan upacara Misa untuk anggota-anggota Perhimpunan Internasional Sekolah-sekolah Bisnis Yesuit ( the International Association of Jesuit Business Schools). Pada kesempatan itu Uskup Agung Foley berbicara mengenai etika dalam bisnis dan dalam periklanan.
Ia berbicara mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi orang-orang dalam bisnis dan periklanan, bila saatnya tiba untuk mengambil keputusan-keputusan, yang bisa sangat mempengaruhi keluarga-keluarga mereka, maupun mereka yang telah menanam modalnya dalam suatu perusahaan, dan juga mereka yang bekerja untuk itu.
Uskup Agung Foley juga menunjukkan potensi positif dari periklanan, menurut Vatican Information Service. “Periklanan”, katanya, “ bisa menopang persaingan yang jujur dan bertanggungjawab secara bermoral, yang memberikan sumbangan untuk pertumbuhan ekonomi, kemungkinan untuk memilih, dan untuk pengembangan manusiawi yang otentik. Itu bisa juga memberikan sumbangan untuk pengetahuan yang lebih luas, harga-harga yang lebih rendah dan biasanya untuk lebih banyak lapangan kerja.
Uskup Agung Foley menambahkan, “Periklanan bisa juga membantu memajukan kegiatan yang sehat secara moral, misalnya, mengemudi dengan aman, dan bahkan itu sudah digunakan secara efektif untuk maksud-maksud keagamaan.” Pejabat Vatikan itu menyebutkan bahwa “keprihatinan yang makin bertumbuh dalam masyarakat demokratis adalah aspek etis dari kampanye politik."
Kampanye politik itu bisa “untuk memberikan informasi mengenai calon-calon dan issu-issu’ atau “merintangi proses demokratis." Itu terjadi bila ongkos periklanan yang tinggi menarik hanya para calon yang kaya atau menyebabkan calon-calon mengkompromikan prinsip-prinsip dan integritas dalam pencarian dana.
Diterjemahkan oleh : Pat W.Patriwirawan - RVA (Radio Veritas Asia) - Manila
|