Paus Meratapi Gereja yang 'Sekarat' dan Imam yang Ingin Hidup Baik
Benediktus menunjuk peningkatan jumlah imam di negara-negara berkembang yang hanya menginginkan kehidupan yang lebih baik
Tuesday, Aug. 2, 2005 Posted: 1:27:04PM PST
Paus Benediktus XVI menjelaskan bahwa gereja-gereja di Eropa dan Amerika seperti "gereja mati", sepenggal pernyataan ini disampaikan oleh imam Italia saat munculnya pertanyaan mengenai jumlah imam di Asia dan Afrika.
Benediktus juga mengekpresikan kesedihannya terhadap gereja Roma Katolik yang menyetujui pernikahan kembali setelah perceraian, pasangan yang menikah kembali tidak dapat menerima komuni tapi mereka tetap boleh mengikuti kebaktian gereja.
Hal ini disampaikan Paus kepada para iman dari wilayah Northern Valle d’Aosta dalam rapat tertutupnya selama dua jam pada hari Senin di Introd. Surat kabar Vatican, L’Osservatore Romano mempublikasikan sebuah catatan pada hari Rabu.
Paus menyelidiki isu yang dikembangkan oleh Uskup Aosta mengenai imam, baru-baru ini dia dikunjungi oleh Uskup dari Afrika dan SriLanka, dimana jumlah para imam sangat banyak. Sementara di Eropa dan beberapa tempat lainnya, jumlah para imam menunjukan sedikit penurunan.
Benediktus mengatakan para imam sekaran lebih suka "sukacita" ketimbang menderita karena mereka menjadi imam hanya mencari kehidupan yang baik.
"Menjadi imam, ibaratnya menjadi kepala rumpun, mereka diberi hak istimewa untuk menjalankan berbagai tipe kehidupan," ujarnya.
"Uskup harus sangat penuh perhatian untuk melihat (diantara para kandidat) dan tidak hanya merasa bahagia memiliki imam yang memiliki masa depan sesungguhnya," ujarnya.
Benediktus menjelaskan salah satu tema favoritnya : The State of the Church di Eropa. Dia mengatakan dengan tegas untuk membangun dunia, dimana ada "pertumbuhan waktu dalam iman," negara barat adalah sebuah dunia yang beristirahat dan memiliki budaya sendiri, sebuah dunia yang tiba pada sebuah waktu dimana tidak ada bukti-bukti akan kebutuhan terhadap Tuhan, sedikitnya terhadap Yesus.
Benediktus juga merespon sebuah pertanyaan mengenai pemberian Ekaristi kepada pasangan yang bercerai.
Gereja mengatakan bahwa perceraian dan menikah kembali diluar gereja tidak dapat diterima dalam komunitas, karena mereka telah jelas melanggar hukum Tuhan.
Paus menguatkan pengajaran, meskipun dia tidak berpengetahuan, penderitaan diperlukan sebagai sebuah pelajaran. Dalam kebijakan pengajaran, dia berkata bahwa gereja memiliki tanggungjawab "komunitas yang baik dan sakramen yang baik" sebaik seseorang mengalami penderitaan. Dia berkata imam harus mengajar bahwa penderitaan diperlukan, "dan ini adalah bentuk penderitaan yang mulia."
Eva N.
|