KTT G8 Dibuka, Aktivis Desak Pengurangan Utang Afrika dan Pemberantasan Kemiskinan
Para pemimpin negara yang tergabung dalam kelompok G-8 Rabu kemarin memulai pertemuan puncak. Dua agenda utama pertemuan ini adalah bagaimana mengurangi utang negara-negara miskin di Afrika dan memaksimalkan upaya memerangi pemanasan global
Thursday, Jul. 7, 2005 Posted: 9:24:09AM PST
|
Presiden Dewan Eropa Jose Manuel Barroso (baris belakang, kiri) berpose untuk sebuah foto grup dengan para pemimpin G8, PM Italia Prime Minister Silvio Berlusconi, Konselor Jerman Gerhard Schroder, PM Jepang Junichiro Koizumi , PM Kanada Paul Martin, (baris depan ki-ka) Presiden AS George W. Bush, Duke of Edinburgh, Presiden Perancis Jacques Chirac, Ratu Inggris Elizabeth II, PM Inggris Tony Blair dan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Gleneagles, Skotlandia, 6 Juli 2005. (Pool/Reuters) |
|
(ki-ka) PM Inggris Tony Blair, organisator Make Povery History dan Live 8 Bob Geldof, pemenang Hobel dari Kenya Wangari Maathai, Bono dari U2, dan penulis naskah Richard Curtis berbicara pada pertemuan G8 di Gleneagles, Skotlandia, 6 Juli 2005. Kotak yang terletak di lantai itu berisi petisi 'Daftar Live 8'. Bantuan, penghapusan utang, dan perubahan iklim menjadi agenda utama pertemuan pemimpin G8 – Kelompok Tujuh negara industri plus Russia – bertemu selama tiga hari sejak hari Rabu di Gleneagles, Skotlandia. (Kevin Coombs/Reuters) |
Para pemimpin negara yang tergabung dalam kelompok G-8 Rabu kemarin memulai pertemuan puncak. Dua agenda utama pertemuan ini adalah bagaimana mengurangi utang negara-negara miskin di Afrika dan memaksimalkan upaya memerangi pemanasan global.
Hal yang paling krusial adalah pembahasan soal pemanasan global. Bush telah mengingatkan para mitranya bahwa AS akan mengatakan tidak bila pembahasan di KTT G-8 menggunakan pendekatan Kyoto.
Dari delapan anggota G-8, hanya AS yang sampai saat ini belum meratifikasi Protokol Kyoto tahun 1997, yang mengharuskan negara maju mengurasi emisi karbon dioksida sampai 5,2 persen di bawah tingkat yang disepakati tahun 1990, sampai tahun 2008-2012. Alasan AS, kesepakatan itu akan menghancurkan perekonomian AS.
Perwakilan PM Inggris untuk diskusi pemanasan global, Sir Michael Jay, menyatakan, negosiasi soal ini sangat menegangkan. Namun, ia yakin G-8 mencapai kesepakatan yang "mengakui adanya permasalahan" dan adanya "kebutuhan untuk memeranginya".
Para pengamat mengatakan, pertemuan G8 hampir tak mencapai persetujuan mengenai masalah Protokol Kyoto karena Amerika Serikat enggan menyetujui kerangka yang sama dengan Protokol Kyoto 1997.
Pada bulan Juni lalu, pertemuan Menteri Keuangan G8 yang diadakan di London, mencapai persetujuan untuk menghapuskan 40 miliar dolar AS hutang untuk 18 negara termiskin di dunia, termasuk 14 di Afrika.
Inggris telah meminta negara- negara anggota G-8 untuk menggandakan bantuannya kepada Afrika dari total 25 miliar dollar AS menjadi 50 miliar dollar AS sampai tahun 2010. Selain itu, negara anggota diminta memberikan bantuan luar negeri 0,7 persen dari pendapatan negara sampai dengan tahun 2015.
Presiden AS George W Bush, yang awalnya keberatan dengan usulan itu akhirnya bersedia menggandakan bantuan AS dari 4,3 miliar dollar AS menjadi 8,6 dollar AS. Namun, ia menolak soal gagasan 0,7 persen. Akibatnya, komunikasi akhir G-8 diperkirakan akan menunda pengumpulan bantuan sekitar 50 milyar dollar AS.
Sementara itu, para aktivis seperti Bob Geldof dan Bono yang mewakili Kampanye Make Poverty History juga telah menemui para pemimpin G8 untuk menyerahkan petisi yang mendesak para pemimpin G8 memberantas kemiskinan dan kelaparan, khususnya di Afrika.
Sekretaris Jendral PBB Kofi Annan sementara itu berbicara dalam acara 'Global Poverty: A Challenge to the G8' di Katedral St London pada hari yang sama, dengan menyatakan pertemuan Kelompok Delapan itu dapat 'membuat atau memecahkan momen' akan harapan terhadap dunia yang bebas dari kemiskinan di dekade mendatang.
Sandra Pasaribu
|