200.000 Pengunjuk Rasa Menyerukan Anti Kemiskinan di Edinburgh
Para pengunjuk rasa tuntut kedelapan pemimpin negara G8 memberantas kemiskinan
Monday, Jul. 4, 2005 Posted: 10:08:26AM PST
|
Para demonstran mengambil bagian dari reli kampanye Make Poverty History di Edinburgh, Skotlandia, 2 Juli 2005. Ribuan demonstran berkumpul di ibukota Skotlandia itu pada hari Sabtu untuk mengambil bagian dari reli masa untuk mendesak pemimpin negara-negara G8 menghancurkan kemiskinan global saat mereka bertemu di Skotlandia minggu ini. (REUTERS/Darren Staples) |
|
(REUTERS/Darren Staples) |
|
Sekitar 200.000 orang berkampanye dan membentuk sebuah rantai manusia di sekitar ibukota Skotlandia Edinburgh, pada hari Sabtu, 2 Juli 2005, meminta negara-negara terkaya dunia mengangkat kemiskinan Afrika. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth/PA) |
Seruan penghapusan kemiskinan kemarin bergaung di seluruh dunia dimana sekitar 200.000 pengunjuk rasa berpegangan tangan membentuk rantai manusia dan melingkari kota Edinburgh, Skotlandia, yang menjadi tempat pertemuan para pemimpin negara G-8 tanggal 6-7 Juli.
Demonstrasi antikemiskinan itu didukung dengan kampanye spektakuler melalui konser "Live 8" yang berlangsung serentak di berbagai negara di dunia.
Para pengunjuk rasa "Make Poverty History" menuntut kedelapan pemimpin negara G8 yang akan bertemu hari Rabu mendatang memperjuangkan penghapusan kemiskinan di negara-negara miskin, penerapan sistem perdagangan yang lebih adil, dan menerapkan langkah-langkah signifikan untuk mengatasi pemanasan global.
Ini merupakan sinergi kampanye antikemiskinan yang baru pertama kali terjadi di dunia, yang melibatkan para aktivis LSM, pemusik dunia, kalangan perfilman, komedian, politisi, para pemimpin agama, dan masyarakat.
Sekitar pukul tiga sore hari, para pengunjuk rasa mengheningkan cipta untuk mengenang mereka yang meninggal dunia karena kemiskinan.
"Selama mengheningkan cipta saya teringat akan anak-anak di Afrika yang mati setiap tiga detik. Saya memikirkan dalam satu menit tadi sudah ada 20 anak yang tewas karena kelaparan dan karena penyakit yang seharusnya bisa disembuhkan. Cukup adalah cukup. Sesuatu harus kita lakukan," kata Catherine Burgess (55) yang datang ke Edinburgh bersama kedua anaknya. "Inilah saat bagi para pemimpin dunia untuk mendengar," katanya.
Enam pemimpin Afrika yang berkumpul di Lagos awal bulan ini mengimbau para pemimpin G-8 untuk menghapus utang 18 negara Afrika sebesar 40 miliar dollar AS. Harapan ini juga dinyatakan oleh para organisasi internasional di Afrika.
"Pengumuman bahwa utang negara-negara Afrika akan dihapuskan sangatlah menggembirakan, namun kami mengharapkan hal-hal positif lainnya muncul dalam pertemuan G-8," kata Junaid Seedat, pejabat penasihat Oxfam di Afrika Selatan.
Sementara itu, pemimpin umat Katolik Roma Paus Benediktus XVI, pada hari Minggu, 3 Juli 2005, telah menyerukan kepada para pemimpin dari delapan negara industri maju G8 itu agar serius membantu pembangunan di Afrika.
Paus menyampaikan seruannya tersebut menjelang pertemuan para pemimpin Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, Jerman dan Kanada, Italia serta Jepang di Skotlandia minggu ini.
Sandra Pasaribu
|