Forum London: Kemiskinan adalah Tsunami yang Hening
Sebuah forum ekumenikal dari pemimpin-pemimpin Kristiani di Eropa pada hari Rabu mendesak para pemimpin G-8 membuat sebuah komitmen yang teguh untuk memberantas kemiskinan
Friday, Jul. 1, 2005 Posted: 11:25:49AM PST
![](../images/1pixelcfdod5.gif)
![](http://id.christianpost.com/upload_static/europe/europe_114_0.jpg)
|
Uskup Agung Anglikan Rowan Williams di konferensi pers di Lambeth Palace dengan (dari kiri ke kanani) Revd Jim Wallis, Direktur Sojourners, Uskup Agung Peter Akinola dari Nigeria, dan Dr. David Goodbourn, Sekretaris Jenderal Churches Together in Britain and Ireland. (foto: ACNS) |
![](http://id.christianpost.com/upload_static/europe/europe_114_1.jpg)
|
Para pemimpin Kristiani dari Afrika, AS, Inggris dan Skotlandia berkumpul di Lambeth Palace di London untuk sebuah forum mengenai pemberantasan kemiskinan, Rabu kemarin. (foto: ACNS) |
Sebuah forum ekumenikal dari pemimpin-pemimpin Kristiani di Eropa pada hari Rabu mendesak para pemimpin G-8 membuat sebuah komitmen yang teguh untuk memberantas kemiskinan.
"Tidak ada tempat untuk ketidakpedulian di sebuah dunia yang melihat 30.000 anak-anak mati setiap harinya karena kondisi-kondisi yang berkaitan dengan kemiskinan. Alkitab mengajarkan bahwa apapun yang kita lakukan untuk orang miskin kita juga melakukannya untuk Yesus. Kami percaya Tuhan menghakimi bangsa-bangsa dengan apa yang mereka lakukan terhadap orang miskin," tulis sebuah pernyataan dari forum itu.
Forum London itu mengundang pemimpin dari Afrika, AS, Inggris dan Skotlandia ke Inggris. Acara itu secara strategis diadakan satu minggu sebelum pertemuan 6-8 Juli negara-negara G-8 countries - Kanada, Perancis, Italia, Jerman, Jepang, Inggris Raya, Amerika Serikat dan Rusia.
Selama forum tersebut, para pemimpin gereja menekankan perlunya negara-negara G-8 yang kaya menyediakan sumber-sumber yang diperlukan untuk memberantas kemiskinan yang ekstrim.
"Kami memanggil Presiden George Bush, Perdana Menteri Tony Blair, dan para pemimpin G-8 lainnya untuk menyediakan kepemimpinan politik yang berani dan berbiaya dengan menyediakan sumber-sumber dan membuat perubahan struktural yang diperlukan untuk memberantas kemiskinan," tulis mereka.
Jim Wallis, Direktur dari jaringan untuk kemiskinan dan keadilan, Sojourners, yang mengorganisir event tersebut, menyebutkan kematian per hari dari 30.000 anak-anak sebagai sebuah "tsunami yang hening." Menurut Anglican Communion News Service, Wallis mengungkapkan bahwa subsidi tahunan dari seekor sapi Inggris lebih besar dari pendapatan tahunan kebanyakan orang Afrika.
"Kemiskinan adalah perbudakan yang baru," katanya kepada sekitar 300 hadirin. "Kita adalah yang telah lama mereka tunggu."
Sementara itu, Uskup Agung Anglikan Peter Akinola dari Nigeria, mengatakan bahwa sebagai tambahan dari bantuan dari negara-negara G-8, para pemerintah di negara-negara yang miskin harus mengembangkan sumber-sumber mereka sendiri sehingga "mereka bisa menyebut diri mereka sendiri negara berkembang."
Sandra Pasaribu
|