Vatikan Kirim Utusan ke Moskow untuk Redakan Hubungan Katolik-Orthodox
Langkah itu datang ditengah ketegangan antar Gereja Orthodox Rusia dan Katolik Roma
Wednesday, Jun. 22, 2005 Posted: 3:37:55PM PST
|
Kardinal Jerman Walter Kasper |
Pihak Vatikan telah mengirimkan sebuah utusan yang terdiri dari beberapa pejabat senior untuk mengunjungi Moskow dalam sebuah perjalanan selama empat hari. Langkah itu datang ditengah-tengah ketegangan antara Gereja Orthodox Rusia dan Gereja Katolik Roma.
Kunjungan ke Rusia itu akan mempertemukan Kardinal Jerman Walter Kasper bertemu dengan Metropolitan Kirill, tetapi dia tidak akan dapat berbicara secara langsung dengan pemimpin Orthodox, Patriarch Alexy II.
Ketegangan yang meningkat diantara dua denominasi itu telah jauh terjadi sebelum Paus Benediktus XVI mengambil tanggung-jawab kepausan tahun ini. Bahkan pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II dituduh oleh Gereja Orthodox Rusia berusaha mempengaruhi orang berpindah agama di teritori Orthodox.
Akan tetapi, sebuah harapan baru telah bangkit, saat Paus Benediktus, sejak ia mengambil peran sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma sedunia, telah menaruh hal ini sebagai yang paling utama dalam agendanya, rekonsiliasi dengan Gereja-gereja Kristiani lain.
Sejumlah Presiden Rusia dengan terbuka menyambut prospek sebuah kunjungan oleh Paus Yohanes Paulus II ke Moskow, akan tetapi, semua undangan ini saat itu juga di veto oleh Patriarch Alexy.
Keretakan itu telah disembuhkan sedikit oleh pernyataan-pernyataan oleh Paus Benediktus untuk berusaha dan menyembuhkan perpisahan 1.000 tahun antar gereja-gereja itu, namun sebuah berita BBC telah melaporkan bahwa pengamat Vatikan juga menyatakan bahwa mereka tidak terlalu optimistik mengenai begitu cepatnya kemajuan yang telah terjadi.
Pusat ketegangan baru-baru ini antara Gereja-gereja itu adalah tuduhan yang dilontarkan Moskow Patriarchate bahwa pengikut Orthodox di Ukraina menderita diskriminasi besar oleh sebuah tradisi Katolik di Ukraina – ‘Uniates’.
Uniates mempunyai tradisi dari Orthodox, akan tetapi, menganggap Paus sebagai pemimpin rohani mereka.
Saat Katolik menyangkal tuduhan Rusia itu, mereka telah menyatakan secara jelas bahwa misionaris mereka telah diinstruksikan untuk hanya bekerja diantara orang-orang yang sampai saat itu, belum memutuskan iman mereka.
Sandra Pasaribu
|