Pemimpin Gereja Pimpin Aksi Protes Menentang Perkawinan Gay di Spanyol
Madrid menjadi tempat terjadinya protes besar-besaran di Spanyol hari Sabtu 18 Juni, saat para kardinal Katolik Roma dan sejumlah uskup agung memimpin sebuah barisan melawan pengesahan perkawinan sesama jenis yang diajukan pemerintah
Tuesday, Jun. 21, 2005 Posted: 6:52:09PM PST
|
Orang memegang spanduk anti perkawinan gay yang bertuliskan 'Keluarga artinya pria dan wanita ' dalam sebuah aksi protes diseluruh pusat kota Madrid 18 Juni 2005. Barisan 'Forum Keluarga' Madrid menentang pemerintahan Sosialis yang membolehkan perkawinan gay. Itu adalah peristiwa dimana pertama kalinya para uskup Spanyol memprotes sebuah hukum yang spesifik. (Reuters/Susana Vera) |
|
Ratusan ribu orang melakukan aksi protes di Plaza del Sol di tengah kota Madrid, Sabtu, 18 Juni 2005, menentang rencana pemerintah Sosialis mensahkan perkawinan gay. (AP Photo/Bernat Armangue) |
Madrid menjadi tempat terjadinya protes besar-besaran di Spanyol hari Sabtu 18 Juni, saat para kardinal Katolik Roma dan sejumlah uskup agung memimpin sebuah barisan melawan pengesahan perkawinan sesama jenis yang diajukan pemerintah. Aksi itu juga merupakan protes keras gereja kepada pemerintahan Sosialis yang liberal.
Lebih dari 500.000 umat Katolik berkampanye didukung sekitar 20 uskup senior untuk menentang hukum baru yang akan efektif saat Parlemen Spanyol berencana menjalankan hukum itu tanggal 30 Juni. Pengesahan itu akan membuat Spanyol menjadi negara ketiga di Eropa yang melegalkan perkawinan sesama jenis, dan negara kedua yang mengijinkan hak adopsi untuk pasangan homoseksual – setelah Belgia (melegalkan perkawinan sesama jenis) dan Belanda (melegalkan baik perkawinan sesama jenis dan hak adopsi pasangan homoseksual).
Adanya kekuatan besar yang ditunjukkan oleh Gereja diorganisir oleh Forum Spanyol untuk Keluarga, dan merupakan saat yang bersejarah dimana itu adalah pertama kalinya Gereja mendukung sebuah protes melawan pemerintahan yang terpilih, menunjukkan putusnya bimbingan tradisional gereja yang ketat.
Protes itu mengindikasikan sebuah titik rendah dalam hubungan antara Perdana Menteri José Luis Rodríguez Zapatero dan Gereja. Hubungan mereka sebenarnya tidak pernah dalam kondisi yang baik, karena sesaat setelah pemerintahan Zapatero berkuasa, banyak reformasi sosial yang diajukan menimbulkan konflik secara langsung dengan pengajaran tradisional Gereja.
Kardinal Madrid Jose Antonio Maria Rouco Varela merupakan salah satu diantara 20 uskup yang mengepalai reli tersebut, bersama dengan pemimpin oposisi Partai Popular, Angel Acebes dan Eduardo Zaplana.
Spanduk-spanduk yang terlihat di sepanjang demonstrasi itu bertuliskan: "Keluarga = Pria + Wanita" dan "Seorang ayah dan ibu untuk setiap anak". Event itu dihadiri oleh keluarga dan individual dari segala umur, dengan para imam dan biarawati ikut serta dengan barisan pemrotes.
Untuk seluruh protes ini, seruan menggemakan Zapatero untuk mengundurkan diri.
Konferensi para Uskup yang diadakan minggu kemarin menyatakan bahwa perkawinan sesama jenis merupakan tantangan terbesar bagi Gereja dan nilai-nilainya dalam 2.000 tahun.
Uskup Agung Madrid mengekspresikan mendesaknya situasi yang menurun itu kepada Gereja. Ia mengatakan, "Jika Negara sendiri menetapkan sebuah hukum yang mengabaikan inti perkawinan, maka dampak yang ditimbulkannya untuk keluarga yang sesungguhnya, untuk anak-anak dan lingkungan masyarakat tidak akan dapat terhitung."
UU perkawinan sesama jenis itu hanya satu dari sekian banyak proposal-proposal kontroversial yang dikenalkan pemerintahan Zapatero yang Sosialis sejak dikeluarkan oleh Partai Popular pada pemilihan tahun 2004, yang membawa ketidakpuasan bagi masyarakat Spanyol.
Nofem Dini
|