Kobia Tekakan Area Kolaborasi, Undang Benediktus XVI ke WCC
Friday, Jun. 17, 2005 Posted: 11:11:58AM PST
|
Kobia dan Benediktus XVI bersalaman. (c WCC) |
|
Delegasi WCC dengan staf Vatikan. Dari kiri: Ms Teny Pirri-Simonian, Rev. Sabine Udodesku, Mrs Ruth Kobia, Rev. Dr Samuel Kobia; Paus Benediktus XVI, Kardinal Walter Kaspar, Uskup Agung Makarios, Uskup Eberhardt Renz, Msgr. Brian Farrell, Mr Georges Lemopoulos. (c WCC) |
Sebuah agenda yang berisi tiga poin untuk kolaborasi lebih lanjut – pengertian dari gereja, spiritualitas, dan formasi ekumenikal – telah diajukan oleh sekretaris jenderal Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches-WCC) Rev. Dr Samuel Kobia kepada Paus Benediktus XVI dalam pertemuan mereka di Vatikan hari Rabu, 16 Juni 2005. Kobia juga mengundang Paus untuk mengunjungi markas WCC sebagai "satu langkah lebih konkret dalam perjalanan kita yang panjang menuju kesatuan yang terlihat".
Dalam sambutannya, Benediktus meyakinkan Kobia bahwa gereja yang ia kepalai "sangat ingin melanjutkan kooperasi" dengan WCC, dan mengekspresikan harapan bahwa kunjungan itu telah "berbuah, memperkuat ikatan pengertian dan persahabatan di antara kita".
"Komitmen Gereja Katolik akan pencariannya terhadap kesatuan Kristiani tidak dapat diubah," kata Paus.
Tiga poin dari kolaborasi diatas merupakan seruan hati Kobia yang paling utama kepada Benediktus XVI dalam pertemuan yang pertamakali bagi keduanya sejak mereka mengambil posisi masing-masing.
Dialog mengenai pengertian gereja saat ini sangat penting bagi anggota WCC karena itu berpengaruh dalam "kemampuan atau ketidakmampuan mereka untuk mengenali satu sama lain sebagai gereja."
Kobia mengatakan kepada Paus bahwa WCC ingin menyemangati dialog pada pertanyaan-pertanyaan fundamental ini dalam hubungan mereka dengan seluruh partner-partner ekumenikalnya.
Spiritualitas, didefinisi sebagai suatu "pencarian akan sebuah dasar suci untuk dapat berdiri dan untuk melatih pengaruh pada sebuah dunia yang membutuhkan transformasi dan harapan", merupakan topik lain menurut sekjen WCC sebagai kolaborasi yang layak.
Kobia menyarankan, dengan adanya sumber spiritualitas masing-masing, bersama mereka dapat mencari sebuah tempat moral yang jelas ditengah-tengah dunia yang tidak mempunyai kejelasan nilai, harapan dan komitmen.
Dan untuk formasi ekumenikal, Kobia meyakinkan bahwa pada saat cara-cara klasik untuk melakukannya secara progresif menyusut, itu menjadi sebuah imperatif untuk bekerja dengan tujuan bahwa langkah-langkah penting menuju kesatuan yang terlihat dikomunikasikan, dengan penuh diterima, dan dengan tindakan menaruhnya dalam kehidupan gereja-gereja.
Sandra Pasaribu
|