Usaha Italia Longgarkan UU Fertilitas Gagal Dibawah Tekanan Gereja Katolik
Referendum pelonggaran undang-undang fertilitas Italia gagal meraih dukungan minimal 50 persen pemilih terdaftar
Thursday, Jun. 16, 2005 Posted: 10:37:49AM PST
|
Petugas Italia membuka kotak pungutan suara untuk dihitung pada hari Senin, 13 Juni di Roma. (Reuters/Tony Gentile) |
|
Sebuah poster menulis 'Saya tidak memilih karena saya menentang riset embrio manusia,' mendesak warga Italia untuk tidka memilih di referendum mengenai fertilitas di Roma, Sabtu 11 Juni 2005. (AP Photo/Andrew Medichini) |
|
Sebuah poster bertuliskan 'Hidup tidak dapat ditaruh dalam voting, janganlah memilih' terlihat di sebuah gereja di pusat kota Roma, Rabu 8 Juni 2005. Paus Benediktus dan para uskup Italia telah mendesak warga Italia untuk memboikot pemungutan suara 12-13 Juni mengenai fertilitas. (AP Photo/Gregorio Borgia) |
Referendum pelonggaran undang-undang fertilitas Italia gagal meraih dukungan minimal 50 persen pemilih terdaftar. Kegagalan akibat tekanan dari kampanye Vatikan untuk memboikot referendum tersebut.
Hukum fertilitas di Italia adalah salah satu yang terkeras di Eropa saat dibandingkan dengan tren liberal yang semakin meningkat di sepanjang benua itu selama tahun-tahun belakangan ini. Hukum itu melarang adanya donasi telur atau sperma dari luar pasangan dan juga riset, pembekuan dan screening embrio.
Referendum pelonggaran Undang-undang (UU) tentang kesuburan atau fertilitas di Italia gagal meraih dukungan minimal 50 persen pemilih terdaftar. Kegagalan referendum yang diadakan di Roma, Italia, Senin, 13 Juni. Pembahasan referendum itu hanya diikuti oleh 25,9 persen pemilih.
Seminggu yang lalu, Paus Benediktus XVI memberikan sebuah seruan pada sebuah konferensi Keuskupan Roma mengenai peran keluarga, diaman ia dengan tegas melarang pernikahan sesame jenis, aborsi dan riset embrio.
Paus Benediktus yang dikenal sebagai pejuang doktrin Katolik dan pembela nilai-nilai konservatif yang dalam, berbicara mengenai pengajaran tradisional Katolik yang berdasarkan pada Alkitab. Ia mengatakan, "Anak adalah buah pernikahan dan merefleksikan kaish Tuhan kepada manusia." Ia daripada itu mengutuk "pemusnahan atau manipulasi kehidupan."
Walaupun adanya pengaruh Katolik yang kuat di negeri itu, banyak warga Italia mengkritik bahwa UU Fertilitas saat ini terlalu membatasi dan mengkampanyekan sebuah pilihan bebas, terutama disuarakan keras oleh banyak kelompok-kelompok wanita.
Hasil pemungutan suara kemarin dirayakan oleh Katolik Roma. "Itu adalah sebuah hasil yang melampaui pengharapan ... Sebuah hasil yang secara utama menunjukkan kebijaksanaan dari warga Italia," kata Kardinal Italia Camillo Ruini, yang memimpin kampanye Gereja mengatakan pada hari Senin.
"Warga Italia yang tahu bagaimana membela kehidupan telah menang," kata Maria Burani Procaccini, seorang pembuat hukum dari pihak kanan, berterimakasih kepada Gereja untuk "bertindak dengan keyakinan dan kekuatan."
Sandra Pasaribu
|