Negara-negara G8 Setuju Hapus $40 Milyar Hutang 18 Negara Termiskin
Menteri Keuangan negara-negara industri top di dunia pada hari Sabtu setuju menghapus $ 40 milyar hutang 18 negara-negara termiskin di dunia.
Wednesday, Jun. 15, 2005 Posted: 9:56:47AM PST
Saat pertemuan G8 pada 6-8 Juli di Skotlandia semakin mendekat, para menteri keuangan dari negara-negara industri itu telah memutuskan pada hari Sabtu lalu untuk menghapuskan setidaknya $40 milyar dari hutang yang dimiliki 18 negara-negara termiskin di dunia.
"Saya dapat mengkonfirmasi bahwa menteri keuangan G8 telah setuju akan penghapusan 100 persen hutang untuk Heavily Indebted Poor Countries (HIPC)," kata Gordon Brown, menteri keuangan Inggris pada sebuah konferensi berita menurut Reuters.
Sekitar 20 negara lain dapat dimasukkan jika mereka mempunyai catatan reformasi keuangan yang baik dan mengembangkan sebuah strategi jelas untuk mengurangi kemiskinan. Paket pemulihan hutang totalnya dapat mencapai $ 55 milyar.
G8 yang terdiri atas Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Rusia dan Amerika Serikat, setuju untuk secepatnya membatalkan $40 milyar hutang dari 18 negara yaitu: Benin, Bolivia, Burkina Faso, Etiopia, Ghana, Guyana, Honduras, Madagaskar, Mali, Mauritania, Mozambik, Nikaragua, Niger, Rwanda, Senegal, Tanzania, Uganda dan Zambia.
Organisasi bantuan dan pemulihan Christian Aid yang berbasis di Inggris melihat pengumuman itu sebagai satu langkah menuju arah yang benar, tetapi mereka melihat masih banyak yang harus dikerjakan.
Menurut Christian Aid, 30 negara lain masih membutuhkan penghapusan utang namun tidak dapat memenuhi standar yang ketat dan reformasi yang disyaratkan oleh para menteri keuangan itu.
Christian Aid menyerukan kepada negara-negara untuk mampu “kapan dan bagaimana” meliberalisasi kebijakan-kebijakan perdagangan mereka agar dapat meningkatkan ekonomi mereka.
Uskup Agung Ndungane dari Gereja Anglikan merespon pernyataan penghapusan itu dengan mengatakan, "Sangat membesarkan hati melihat kemajuan setelah bertahun-tahun kami berkampanye untuk penghapusan utang."
Jubilee 2000 – sebuah organisasi internasional yang didedikasikan untuk menekan pembebasan utang negara-negara termiskin di dunia – menunjuk Uskup Agung Archbishop Ndungane sebagai seorang pengawas pada tahun 1998.
Ia mengatakan, "pengampunan hutang ini perlu berjalan seiring dengan perdagangan yang adil pada masa depan. Afrika tidak memegang mangkuk untuk meminta-minta disini. Apa yang kami minta hanyalah perdagangan yang adil karena, dalam jangka panjang, bukanlah bantuan namun praktek perdagangan yang wajar yang akan menempatkan kami pada kaki yang sama dengan negara yang disebut-sebut sebagai negara dunia pertama.”
Uskup Agung Ndungane menyimpulkan, "Penghapusan hutang yang signifikan ini tentu saja menyemangati kami untuk meraih Millennium Development Goal untuk menghapus kemiskinan sampai tahun 2015." Ia melanjutkan, "namun, masih ada jalan yang panjang untuk berjalan dalam pencarian kita akan dunia dimana sukses diukur dengan kualitas kehidupan dan bukan kuantitas dollar."
Sandra Pasaribu
|