Evaluasi Reforestrasi & Sosialisasi Arc-HKBP
Pdt.Reinjustin Gultom, Direktur Pengmas HKBP
Monday, May. 16, 2005 Posted: 6:57:35PM PST
Evaluasi Reforestrasi & Sosialisasi Arc-HKBP
Kusakiti Engkau Sampai Perut Bumi
(Sebuah Evaluasi Reforestrasi (reboisasi) dan sosialiasi, bersama Ani Kartikasari, Konsultan Allience Religion Conservation (ARC) dan Pengmas HKBP)
Di Samosir, 4-7 Mei 2005
Pengantar
Allience Religion Conservation, (ARC), Aliansi agama agama dan konservasi, yang pusatnya di Meinsester (Inggris), Mei 2004 tahun yang lalu menjalin program dan kerjasama dengan HKBP lewat Pengembangan Masyarakat (Pengmas HKBP). Implementasi kegiatan dan aksi nyata diadakan dalam bentuk kegiatan Reboisasi (konservasi alam) di Samosir diadakan di 4 lokasi, seprti: Penanaman 1200 pohon produktif (dalam berbagai jenis) di Onanrunggu 2-3 Oktober 2004 yang lalu, 500 batang pohon di Pintusona (22 Agustus 2004), sekitar 10.000 di Simarmata (12-14 Nopember 2004) dan 5000 batang pohon di Tigaras 19-20 Desember 2004 yang lalu, di samping ibadah dan seminar ekologis. Kunjungan Konsurltan ARC, Ani Kartikasari kali ini bersama Pengmas HKBP, untuk Evaluasi kegiatan tahap perdana dan dan sosialisasi reforestrasi untuk tahap kedua yang direncanakan akan diadakan bulan September dan Oktober 2005 di Smosir, di samping itu ARC bersama Pengmas membangun kerjasama dengan beberapa Gereja, LSM dan Mahasiswa, telah diadakan pada 4-7 Mei 2005, seperti di HKBP Distrik VII Samosir, di HKBP Kornel Distrik V Sumatera Timur, bersama Mahasiswa Pannes kenegerian Simarmata, dengan KALI (Konservasi Alam Lingkungan Hidup) di Medan 6 Agustus 2005. Berikut saripati dari substansi kunjungan dan sosialisai.
Kerusakan Alam yang semakin parah
Lirik dan lagu Sherina, “Tuhan marah kah kau padaku, inikah akhir duniaku…kusakiti engkau sampai perut bumi”, Substansi lagu ini, benar benar mengintatkan kita untuk setiap saat intropeksi dan mengevalasi hubungan dengan alam ciptaan Tuhan yang baik ini. Gempa bumi memang gejala alam yang tidak bisa dihindari, tetapi persoalan sekarang, apakah kita ikut memperparah situasi alam, menyakiti alam hingga perut bumi, yang akibatnya mengakibatkan malapetaka bagi sesama mahluk? Bencana telah terjadi dimana mana. Pohon dalam fungsi ganda, disamping pengembangan ekonomi rakyat, dan sejuk yang menyehatkan, juga akarnya yang teramat perlu untuk menahan deru angin dan terpaan ombak longsor, banjir. Sehingga mahluk selamat dari goncangan yang mencelakakan . Namun teganya insani membabat habis pe pohonan, demi meraup untung maksimal tidak perduli akan dampak minusnya bagi sesama mahluk. Akar pepohonan yang saling berpaut, yang juga tumbuh di tepi pantai akan mampu menahan arus dan kencangnya benturan dan ombak, sehingga mahluk akan selamat dari ancaman bahaya, namun seiring dengan kemajuan tehnologi dalam jaman neoliberalisme, tega nian dengan pondasi pondasi batu, yang ternyata kekuatannya pondasinya lemah dibanding dengan akar pohon yang saling terpaut? Sampaikapankah kita ikut menyiksa dan tidak perduli dengan jeritan alam yang semakin rusak parah ini?
Ikut dalam arak arakan penyelamatan alam.
Adanya pemikiran yang masih terukir dalam benak sekelompok agama: “ urusan mengurus tanah air dan sumber daya alam bukan urusan agama, itu adalah urusan pemerintah. Tugas kami cukup dalam urus rohani saja”, asumsi ini yang memacu insani absen dalam arak arakan penyelamatan lingkungan, demikian Ani Kartikasari dalam Evaluasi dan sosialisasi reforestrasi, konsultan Alience Religion Conservation (ARC) Pada pertemuan di distrik VII Samosir bersama Pengmas HKBP yang didampingi Pdt. Jhony Sihite, Pdt. Parinsan Simanungkalit dan Dolom Sinambela, mengambil tempat di HKBP Simbolon Ressort Simbolon yang dihadiri oleh unsur pelayan Distrik dan warga sekitar 32 orang.
Next Page: 1 | 2 | 3 |
|