Dampak Kekristenan (3-habis)
Oleh: Arie Saptaji
Saturday, Oct. 15, 2005 Posted: 10:41:29AM PST
Dampak Kekristenan (3-habis)
Oleh: Arie Saptaji
Transformasi Masyarakat
Sekitar tahun 1990-an, Peter L. Berger, sosiolog dari Universitas Boston, AS, mengadakan penelitian di Amerika Latin. Salah satu kesimpulan yang diperolehnya menunjukkan bahwa "agama Kristen Pentakosta bisa mengubah masyarakat. Akibat kehadiran agama itu masyarakat tidak lagi berpesta-pesta, tidak mabuk-mabukan, rajin menabung dan menjadi pekerja keras. Semua itu menghasilkan kemajuan ekonomi yang sangat berarti."
Begitulah, Kekristenan bukanlah sekadar sebuah kepercayaan pribadi. Bila diterapkan, nilai-nilai kebenaran firman Tuhan juga akan membawa perubahan positif di dalam masyarakat. Istilah kerennya, Kekristenan bukan hanya menawarkan transformasi pribadi, namun juga transformasi sosial.
Transformasi pribadi menggambarkan proses perubahan kehidupan seseorang: ia secara progresif semakin sepadan dengan standar etis yang digariskan dalam Alkitab. Dengan kata lain, menjadi semakin serupa dengan Kristus.
Lalu, apakah transformasi sosial itu? Konsep ini sejajar dengan transformasi pribadi. Orang-orang yang mengalami transformasi pribadi akan memengaruhi budaya sekitar mereka seperti ragi pada adonan roti. Semakin banyak orang yang mengubah kehidupannya menurut standar Alkitab, masyarakat pun secara progresif akan mengalami transformasi ke arah kebaikan. Berikut ini sejumlah contoh riil transformasi masyarakat yang terjadi di bawah pengaruh Kekristenan.
Revolusi Damai di Inggris
Sekitar tahun 1760-an, Revolusi Industri mulai marak di Inggris. Sayangnya, infrastruktur yang ada belum memadai sehingga menimbulkan sejumlah masalah sosial. Kawasan kumuh bermunculan di London dan kota-kota industri lainnya. Selain itu, terjadi pula eksploitasi atas wanita dan anak-anak, serta kesenjangan mencolok antara golongan kaya raya dan sekian banyak rakyat jelata yang sengsara. Jam kerja para buruh mencapai dua belas hingga enam belas jam per hari.
Seiring dengan itu, semangat demokrasi bertiup kian kencang. Perubahan populasi akibat arus urbanisasi antara lain mendorong dilakukannya reformasi dalam sistem perwakilan parlemen.
Negara tetangga mereka, Perancis, juga tengah bergolak oleh revolusi yang memperjuangkan kemerdekaan, kesetaraan dan persaudaraan. Bertujuan mulia, namun dilandasi oleh humanisme sekuler, revolusi ini berujung pada Reign of Terror dan pembunuhan massal dengan guillotine.
Mengingat kondisi saat itu, banyak orang mengira, revolusi berdarah ini akan menyebar ke Inggris. Nyatanya tidak. Inggris justru menuai kebangunan rohani melalui pelayanan George Whitefield dan John Wesley.
Kedua hamba Tuhan ini menantang orang-orang untuk bertobat, dan ribuan orang diselamatkan. Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya reformasi politik, pendidikan dan ekonomi.
Pakar sejarah dari Cambridge, J.H. Plumb, menunjukkan bahwa pengaruh kebangunan rohani di kalangan akar rumput telah menyelamatkan Inggris dari banjir darah.
John Wesley melayani para pekerja tambang Kingswood. Ia menyentuh golongan yang menjadi korban paling parah dalam industrialisasi. Dan, apa yang dilakukannya sangatlah fenomenal.
Next Page: 1 | 2 | 3 | 4 |
|