Isi Sidang Umum Ke-12 Dewan Gereja-gereja Asia
Pdt Wilda P. Simanjuntak STh
Tuesday, Apr. 26, 2005 Posted: 1:54:34PM PST
Sidang Umum Ke-12 Dewan Gereja-gereja Asia
31 Maret – 6 April 2005
Lotus hotel (Pang Suan Kaew)
Chiang Mai, Thailand
Pendahuluan
Apa yang akan terjadi jikalau pimpinan, aktivis dan anggota jemaat dari berbagai denominasi dan negara Asia berkumpul dan bertatap muka di Chiang Mai Thailand. Yang pasti kebahagiaan dan rasa persekutuan antara sesama umat kristen bercampur haru dan bahagia yang tidak dapat dikatakan dengan rangkaian kalimat selain ucapan syukur dan puji atas perkenanan Allah memberkati dan menyertai pertemuan Ke-12 CCA General Assembly tersebut.
Adapun tema General Assembly adalah Building Communities of Peace for All. Mengapat tema ini dipilih yaitu untuk membangun suatu hubungan persekutuan yang didasari kedamaian bagi seluruh umat manusia khususnya Asia. Dimana kekerasan, ketidak adilan dan penderitaan serta jeritan minta tolong terjadi dibeberapa negara yang mengalaminya. Berlatar belakang budaya, kepelbagaian pola pikir, tradisi dan kemajemukan pergumulan serta tantangan umat kristen di Asia – menjadikan pertemuan dan diskusi tersebut semakin merekatkan dan mengikat satu dengan yang lain dalam ikatan kasih ditambah lagi dengan lagu yang berjudul God of Asia, God of all.
Pertemuan pemuda:
Pertemuan pemuda dimulai tanggal 25 – 29 Maret 2005 diawali dengan ibadah pembukaan, doa syafaat dari beberapa negara seperti Myanmar, India, Taiwan, dan Indonesia. Partisipan yang hadir sebanyak 41 orang dengan steward, dari berbagai negara yaitu Aoteroa New Zealand, Australia, Bangladesh, Cambodia, Jepang, India, Indonesia, Korea, Myanmar, Pakistan, Philippine, Taiwan, dan Thailand.
Nas khotbah diambil dari II Korintus 3:2-5 dimana setiap pemuda Asia terpanggil untuk menjadi surat yang hidup. Surat yang dapat dilihat dan dibaca oleh semua orang melalui penuturan cerita dan kasih Tuhan Yesus. Surat yang tidak ditulis dengan tinta tetapi dengan kasih Allah. Surat abadi yang tidak akan pernah luntur dan hilang walaupun ditelan oleh berbagai tantangan dan hambatan globalisasi. Menjadi surat yang hidup adalah atas Perkenanan dan Kebesaran Allah yang memberikannya.
Pemuda Asia menjadi surat hidup – berarti membawakan dan memberitakan serta menyampaikan cerita kasih setia Allah kepada seluruh umat khususnya pemuda. Tidak dapat dipungkiri pergumulan pemuda dalam konteks Asia – kesulitan mencari pekerjaan, pelayanan yang menyentuh pergumulan pemuda, keikutsertaan pemuda dalam level kepemimpinan nasional dan internasional. Semuanya itu menjadikan partisipan pemuda yang hadir memiliki tekad bersama untuk menjadi surat hidup selama-lamanya.
Youth pre-Assembly juga meminta dan merekomendasikan agar dalam periode kepemimpinan 2005-2010 pemuda diikutsertakan dan salah satu president.officer adalah pemuda. Karena periode kepemimpinan 2000-2005 delegasi dari pemuda tidak ada karena tidak diikutsertakan didalam formasi itu.
Sehingga ketika pemilihan berlangsung pemuda memberikan suaranya dan terpilihlah Ms Lu Yueh Wen dari Taiwan dan tahun ini ia akan melanjutkan studinya ke Amerika. Untuk memperlengkapi dan membekali dirinya.
Next Page: 1 | 2 | 3 |
|